Anak Gemuk Berisiko Disunat Dua Kali, Ini Penjelasan Ahlinya
Mengingat batang penisnya tenggelam oleh lemak seringkali menyulitkan untuk menentukan seberapa banyak kulit kulup yang akan dipotong
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Sunat yang dilakukan pada anak gemuk memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi ketimbang sunat biasa.
Dalam kondisi burried penis tim medis yang menangani akan mengalami kesulitan dalam menentukan garis sunat diakibatkan anatomi penis yang tersembunyi.
"Jika saja keliru dalam penanganan maka risikonya adalah kulup yang kembali lagi sehingga mau tidak mau pasien harus menjalani perbaikan sunat yang biasa disebut reparasi sunat," kata CEO Rumah Sunatan dr. Mahdian Nur Nasution Sp. BS saat temu media di Bekasi, Selasa (1/12/2015).
Sayangnya tindakan ini juga tidak mudah dilakukan pasalnya akan menimbulkan risiko trauma anak karena harus disunat lagi.
Mengingat batang penisnya tenggelam oleh lemak seringkali menyulitkan dokter yang mengkhitan untuk menentukan seberapa banyak kulit kulup yang akan dipotong.
"Bila kulit kulup yang dibuang terlalu banyak penisnya akan terlihat pendek pada saat ereksi, tapi apabila kulit kulupnya terlalu sedikit diambil justru sering kali penisnya terlihat kulup kembali atau seperti tidak disunat," katanya.
Anak gemuk berisiko untuk khitan ulang dikarenakan kepala penis tertutup kembali akibat tertutup oleh lapisan lemak dan bsa trauma saat tindakan
"Pada kasus sunat gemuk, kebanyakan rumah sakit dan klinik sunat menyarankan anak menjalani terapi hormon sebagai solusi dalam mempermudah tindakan sunat yang nantinya dilaksanakan," katanya.
Terapi hormon sendiri memiliki makna penggunaan hormon dalam penanganan medis.
Dalam praktiknya, terapi hormon dapat membawa beberapa efek samping ringan seperti sakit kepala, mual, sakit di bagian dada, sampai ke efek yang cukup berat seperti gangguan jantung, stroke, dan pembekuan darah.
Terapi hormon biasanya dilakukan dalam rentan waktu 2,5 bulan, terapi hormon menggunakan tablet hormon yang harus dikonsumsi anak sehari 4 tablet dan terapi ini paling baik dilakukan sebelum anak menginjak masa pubertas karena jika terapi dilakukan saat menginjak masa remaja atau dewasa hasilnya tidak akan meksimal.
Pada bulan pertama biasanya anak beristirahat selama 2 minggu sebelum kemudian melanjutkan ke pengobatan tahap kedua.
Terapi hormon biasanya menelan biaya berkisar Rp.1.550.000 untuk sekali terapi dan biasanya membutuhkan beberapa kali terapi.
Meski pun begitu, sunat pada anak gemuk dapat dilakukan tanpa harus terpai hormon.
Di Rumah Sunatan sendiri telah menghadirkan layanan khitan gemuk yang dikhususkan untuk anak gemuk dan mikro penis tanpa harus terapi hormon yang ditangani dokter spesialis bedah, Rumah Sunatan berhasil menerapkan sunat pada anak gemuk maupun mikro penis. (*)