Dokter Ortopedi Soal Chiropractic: Ilmu Medis Tak Perbolehkan Adanya Manipulasi di Tubuh Pasien
Dia menjelaskan, tindakan manipulatif bisa berakibat negatif bagi tubuh pasien
Penulis: Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Ortopedi Spine Indonesia, Perhimpunan Ahli Bedah Orthopedi Indonesia, dr Didik Librianto, SpOT (K)-Spine menilai terapi chiropractic berisiko membahayakan nyawa pasien.
Tindakan manipulatif (adjustment) yang dilakukan terapis chiropractic seperti menarik leher, memiringkan kepala atau organ tubuh lainnya, merupakan tindakan berbahaya dan tidak boleh dilakukan dokter.
"Tata laksana manipulasinya berlebihan. Luar biasa. Ilmu medis tidak membolehkan adanya manipulasi pada tubuh pasien," ujar Didik, kepada wartawan ditemui di Jakarta, Jumat (8/1/2015).
Dia menjelaskan, tindakan manipulatif bisa berakibat negatif bagi tubuh pasien.
Apabila dilakukan secara sembarangan, maka risikonya mulai dari lumpuh hingga meninggal dunia.
Terlebih menarik leher orang ternyata ada bantalannya yang bergeser atau kena saraf.
Risiko dapat mengakibatkan kelumpuhan, stroke, dan menyebabkan kematian dalam waktu 1X24 jam.
Melihat bahaya yang ditimbulkan dari terapi chiropractic, maka dia berpesan supaya masyarakat yang memiliki keluhan seputar tulang, terutama tulang belakang supaya terlebih dahulu memeriksakan diri ke dokter.
Sebab, kata dia, dokter akan melakukan pemeriksaan sehingga kondisi tubuh dapat diketahui secara pasti.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara melihat apakah ada risiko infeksi dalam tubuh pasien.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dia melanjutkan, dokter akan mencari kelainan apa yang terjadi di tubuh pasien itu, apakah kelainan tulang belakang, kelainan saraf, atau yang lainnya.
"Setelah itu dievaluasi, tindakan paling tepat dilakukan itu apa. Apakah operasi atau tindakan lain," tambahnya.