Tak Perlu Mahal Agar Bayi Cerdas, Cobalah Cara Ini
Orangtua memegang peranan penting dalam memaksimalkan perkembangan kognitif anak usia 0—12 bulan.
Editor: Anita K Wardhani
Aneka warna cerah pada bedding di boksnya, misal, sudah merupakan stimulasi yang baik untuk penglihatan bayi.
Bisa juga dengan memanfaatkan mainan gantung berputar yang banyak dijual di pasaran.
7. Jangan alihkan perhatiannya.
Ketika beraktivitas dengan bayi, termasuk sedang bermain, terimalah apa pun yang menarik bagi bayi pada saat itu.
Jangan alihkan perhatian bayi kepada yang lain, apalagi menghentikan keasyikannya dengan tiba-tiba.
Umpama, ibu atau ayah tiba-tiba mengambil mainan kerincingannya lalu menggantikannya dengan mainan bola, padahal ia masih asyik mengamatinya.
Harap diingat, bayi membutuhkan waktu ketika sedang memaknai sesuatu. Jadi, beri ia kesempatan untuk memahami sesuatu.
Bila ingin mengenalkan pada mainan lain, tunda sampai ia benar-benar sudah menyelesaikan pemahamannya (biasanya bila ia sudah selesai, mainan itu akan dilemparnya).
Ini dimaksudkan agar otak sang buah hati mempunyai jeda untuk mencerna dan memahami sesuatu.
8. Beri penghargaan.
Bentuk penghargaan bisa dalam kata-kata positif.
Saat si kecil berhasil menggapai mainan yang ada di dekatnya, misal, tersenyumlah padanya, “Wah, Adek pintar sudah bisa memegang mainan, ya.” Penghargaan seperti ini akan menambah keyakinan bahwa dirinya mampu.
9. Berbicaralah kepada bayi, walau ia belum mengerti.
Bayi membutuhkan interaksi dengan orang lain di sekitarnya. Interaksi itu antara lain diperoleh bila ayah/ibu rajin bercakap-cakap dengannya.
Meski bayi kelihatannya belum mengerti apa yang dipercakapkan, interaksi ini akan menstimulasi perkembangan kognitifnya.
Jadi, mulai sekarang jangan hanya membelai atau menggendong saja, ya, tapi “mengobrollah” dengan sang buah hati.
10. Bacakan buku cerita atau mendongeng.
Membacakan cerita/mendongeng dalam suasana hangat dan penuh kasih sayang mampu memberikan kesan kuat pada memori bayi, baik isi ceritanya maupun warna-warni dan tampilan gambar pada buku.
Bacalah cerita dengan intonasi yang keras dan perlahan. Aktivitas ini akan mengembangkan keterampilan berbahasanya kelak.
Stimulasi pas, bayi pun cerdas! Itulah cara agar bayi cerdas.
(Tabloid Nakita/Utami Sri Rahayu)