Kenali Reaksi Alergi Obat Pada Anak, Paling Ringan Kulit Kemerahan dan Gatal-gatal
Bisa saja terjadi, anak yang awalnya tak bermasalah dengan konsumsi obat A, di lain waktu tubuhnya alergi terhadap obat yang sama.tal
Editor: Anita K Wardhani
Tetapi begitu dikombinasikan dengan beberapa obat, contohnya antibiotik dengan penurun panas, lalu timbul alergi.
Alergi bisa juga terjadi bila mengonsumsi obat medis dengan jenis herbal.
Kejadian alergi obat pada anak terkadang tidak disadari oleh orangtua. Kondisi inilah yang pada akhirnya memperburuk keadaan anak.
Apalagi untuk jenis antibiotik, obat yang sudah diresepkan harus dihabiskan.
Padahal, jika tidak dihentikan akan memperparah reaksi alergi yang timbul.
Reaksi paling ringan, umumnya berupa kemerahan dan gatal di kulit.
Kemunculannya bisa seketika atau setelah beberapa kali mengonsumsi obat tersebut.
Reaksi dikatakan berat jika sampai menyebabkan sesak napas (anafilaksis) atau syok (anak tampak lemas, tekanan darahnya turun, jantung berdebar keras, hingga tidak sadarkan diri).
Pada buku berobat anak tuliskan, “ALERGI OBAT” dengan huruf yang besar-besar. Saat anak dinyatakan alergi obat tertentu, maka hal itu berlaku seumur hidup.
Dokter akan mengambil jalan paling aman dengan tidak memberikan obat dengan bahan yang sama kepada pasien.
Penanganan pertama tentulah segera menghentikan penggunaan obat tersebut meskipun sebelumnya dokter berpesan harus dihabiskan.
Setelah itu, bawa anak ke dokter (boleh sama atau berbeda) beserta obat-obatan yang sedang dikonsumsi anak.
Biasanya dokter tahu obat mana yang sering menyebabkan alergi dan menggantinya dengan obat lain yang berkhasiat sama tetapi kandungannya berbeda.
Gejala alergi akan dibantu diredakan dengan obat antialergi atau dibiarkan berhenti dengan sendirinya.
Bila kondisinya berat, biasanya dokter akan memberi suntikan adrenalin atau antihistamin.
Penting diingat, alergi obat tidak bisa ditangani sendiri di rumah.
Apalagi bila reaksi yang terjadi cukup berat. Karena itu segera bawa ke dokter untuk penanganannya.