Sudah Minum, Menelan Nasi, Tapi Cegukan Sulit Berhenti? Apa Solusinya?
Paling kesal kalau mendadak cegukan, lalu sulit sekali dihentikan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paling kesal kalau mendadak cegukan, lalu sulit sekali dihentikan.
Sudah mencoba minum air, menelan nasi, menelan ludah, menahan napas, meremas cuping telinga, bernapas di dalam kantong kertas, menaruh madu di bawah lidah, hingga meminta teman mengageti. Semuanya tidak berhasil.
Kecuali mungkin, cegukan yang disebabkan makan terburu-buru sehingga mudah dihentikan dengan cara minum air.
Seringkali cegukan hanya terjadi beberapa menit, namun tak jarang juga berlangsung lebih lama.
Penderitaan boleh dibilang tidak ada apa-apanya dibanding Lisa Graves (27), penasihat kecantikan dari Lincoln, yang mengalami cegukan secara non-stop selama delapan tahun.
Umumnya dia cegukan selama satu jam, tapi kadang-kadang juga cegukan hingga 100 kali sehari.
Duh, bagaimana sih cara menghentikan cegukan?
Cegukan terjadi ketika diafragma (otot yang terletak di antara perut dan paru-paru) berkontraksi, sehingga menyebabkan hirupan napas yang keras, yang dihentikan oleh pita suara yang tiba-tiba menutup.
"Cegukan disebabkan oleh iritasi diafragma. Hal itu bisa dipicu oleh sesuatu di dada atau perut, atau secara tidak langsung dipicu oleh saraf-saraf," ungkap Dr Anton Emmanuel dari British Society of Gastroenterology.
Beberapa penyebab iritasi yang kerap terjadi dan mendorong diafragma menjadi kejang adalah makanan dan minuman, khususnya makanan berlemak, kari, minuman bersoda, dan alkohol.
Perubahan suhu ruangan yang terjadi tiba-tiba, menelan minuman dingin setelah menyantap makanan panas, dan merokok juga bisa memicu masalah ini. Selain itu, ada juga orang yang cenderung akan cegukan ketika stres atau overexcited.
Dalam kondisi yang ekstrim, cegukan bisa terjadi berhari-hari. Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi yang mendasar, seperti naiknya asam lambung, asma, radang usus, atau stroke.
Bayi yang masih berada di kandungan pun bisa mengalami cegukan, kira-kira dua bulan setelah terjadi pembuahan.
Katanya sih, kondisi ini terjadi untuk menyiapkan otot-otot bayi agar dapat bernapas.
Teori lain mengatakan bahwa cegukan terjadi untuk mencegah air ketuban masuk ke dalam paru-paru bayi.
"Efek cegukan begitu luas, dan semua cara menghentikan cegukan kemungkinan tidak banyak hasilnya. Cegukan itu nanti akan berhenti sendiri," hibur Dr Emmanuel.
Jika tak nyaman dengan kondisi tersebut, boleh mencoba menghentikan cegukan dengan berbagai cara yang pernah disarankan oleh teman-teman. Jika tidak, biarkan saja sampai cegukan berhenti sendiri. (Dini/The Daily Mail)