Mendadak jadi Pelupa? Mungkin Anda Sedang Mengalami Tiga Hal Ini
Penelitian mengungkap, kebiasaan sehari-hari tanpa disadari berpengaruh pada daya ingat jangka pendek.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Memori adalah hal yang unik dan agak lucu.
Terkadang kita bisa mengingat hal-hal yang terjadi 10 tahun lalu sampai ke detailnya.
Di lain waktu, kita bisa lupa di mana menaruh ponsel 10 menit lalu.
Walau penurunan daya ingat seiring usia adalah hal yang normal, tetapi sering lupa bisa terjadi pada usia berapa pun.
Penelitian mengungkap, kebiasaan sehari-hari tanpa disadari berpengaruh pada daya ingat jangka pendek dan bisa meningkatkan risiko penyakit penurunan saraf seperti demensia.
Kenali apa saja faktor-faktor yang membuat kita jadi pelupa.
- Kurang tidur
Tidur adalah kegiatan yang sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental.
Tidur bahkan menjadi hal yang wajib jika kita ingin mempertahankan kemampuan otak dalam mengingat.
Memori jangka pendek disimpan di area otak yang hanya bisa menyimpan informasi secara terbatas, misalnya nama, tanggal, atau nomor telepon, sehingga kita bisa dengan mudah lupa jika ada informasi baru masuk.
Ketika kita tidur, gelombang otak membawa memori jangka pendek ini ke prefrontal cortex di mana memori jangka panjang di simpan.
Dengan demikian kita akan dengan mudah mengingatnya saat dibutuhkan.
Kualitas tidur yang buruk bisa mengganggu proses pengiriman informasi itu.
Untuk mengoptimalkannya, kita butuh 7-8 jam waktu tidur setiap malam.
- Fluktuasi hormon
Estrogen, progesteron, testosteron, dan hormon tiroid, sangat penting untuk fungsi kognitif.
Ketidakseimbangan hormonal dan penurunan kadarnya tentu berdampak pada fugnsi otak.
Gejala yang paling terasa adalah kurang konsentrasi dan daya ingat berkurang.
Wanita sering mengalami gangguan memori ini saat sedang hamil dan memasuki menopasue.
Pria juga akan mengalaminya ketika testosteron mereka turun di usia lanjut.
Walau demikian, kita bisa melakukan banyak hal untuk menjaga fungsi otak.
Konsumsi makanan sehat, olahraga, belajar bahasa baru, mengisi TTS, atau membaca, terbukti mampu memperlambat penurunan daya ingat.
- Otak yang sibuk
Gelombang informasi yang sangat deras di era digital ini membuat kita sulit mengingat karena berkurangnya rentang konsentrasi.
Penelitian yang dilakukan Microsoft menungkap, rata-rata rentang perhatian kita hanya 8 detik.
Otak kita sangat sibuk oleh berbagai layar yang kita lihat, bahkan di saat bersamaan.
Sambil menonton televisi atau mengerjakan sesuatu di laptop, kita juga asyik mengecek ponsel. (*)