Gejala Tubuh Anak Terinfeksi Vaksin Palsu, Demam Tinggi, Nadi Cepat, Sesak Napas, Sulit Makan
Terungkapnya kasus pembuatan vaksin palsu meresahkan para orangtua.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Terungkapnya kasus pembuatan vaksin palsu meresahkan para orangtua.
Meski demikian, masalah ini jangan sampai membuat orangtua enggan membawa anaknya untuk imunisasi.
Lantas apa akibatnya jika anak mendapat vaksin palsu? Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc-VPCD mengungkapkan, risiko terberat adalah anak terkena infeksi.
Pembuatan vaksin palsu tentu tidak steril dan tidak mengikuti prosedur seperti pembuatan vaksin asli.
"Tentu dengan cara tidak steril, bisa banyak kuman. Kalau cairan penuh kuman ini disuntikkan ke tubuh, orang bisa infeksi," kata vaksinolog lulusan University of Siena, Italy ini seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Gejala infeksi tersebut antara lain demam tinggi disertai laju nadi cepat, sesak napas, dan anak sulit makan.
Jika anak hanya demam saja setelah divaksin, orangtua tak perlu khawatir, karena beberapa vaksin memang bisa membuat anak demam.
Menurut Dirga, jika terakhir kali vaksinasi pada dua minggu lalu dan tidak muncul gejala tersebut, kemungkinan besar anak tidak terkena infeksi.
Dirga mengatakan, dampak lainnya dari pembuatan vaksin palsu sebenarnya tergantung bahan apa yang digunakan.
"Puslabfor Polri harus menyelidiki apa yang dicampukan di vaksin palsu itu. Dari situ bisa kita cari, ada enggak laporan masyarakat yang setelah vaksinasi mengalami gejala tersebut," ujar Dirga.
Sementara itu, jika anak mendapat vaksin palsu, tentu tidak akan mendapat efek memberi perlindungan sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit tertentu.
(Kompas Health)