Keluarga Korban Vaksin Palsu Pertanyakan Integritas Dokter
Merry, seorang ibu rumahtangga yang pernah membawa anaknya ke RS St Elisabeth, Bekasi, untuk diberi vaksin, benar-benar kecewa.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Merry, seorang ibu rumahtangga yang pernah membawa anaknya ke RS St Elisabeth, Bekasi, untuk diberi vaksin, benar-benar kecewa.
Saking kecewanya, ia mempertanyakan integritas dokter di rumah sakit tersebut. Terutama yang menangani anaknya sebagai pasien.
Menurutnya, setiap dokter seharusnya mengerti kandungan yang ada di dalam vaksin tersebut dan dapat memberikan rekomendasi yang jauh lebih bagus.
"Saya justru aneh sama dokternya. Dia harusnya tahu dong. Masa kandungan obat saja dia enggak ngerti? Ini ditelpon dari tadi dokternya enggak mau angkat," ketusnya di RS St Elisabeth, Jakarta, Jumat (15/7/2016).
Merry adalah salah satu orangtua yang menuntut pertanggungjawaban RS St Elisabeth Bekasi, terkait temuan Kementerian Kesehatan tentang peredaran vaksin palsu.
Merry juga merasa aneh dengan penjelasan rumah sakit kepada dirinya, yang mengatakan bahwa rumah sakit baru membeli vaksin dari CV Azka Medika pada Desember 2015.
Padahal dari beberapa vaksin yang dia terima, banyak yang berbeda. Dokter di rumah sakit tersebut tidak mengerti mana yang palsu atau tidak.
Menurut Merry, hanya satu jenis yang dia ketahui bahwa vaksin itu termasuk vaksin yang dinyatakan palsu oleh Kementerian Kesehatan yakni jenis Pediasel.
"Kalau yang biru tua ini yang palsu, ini sudah Mei 2015, kalau yang biru muda ini yang palsu, tambah bohong lagi. Ini sudah Januari 2015 lalu," jelasnya saat menunjukkan buku vaksinasi kedua anaknya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.