Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Harga Rokok Akan Naik, Banyak yang Beralih ke Rokok Elektronik, Kemenkes Bilang Bahaya

Kini, banyak orang menghilangkan kebiasaan memakai rokok konvensional menggantinya dengan elektronik.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Harga Rokok Akan Naik, Banyak yang Beralih ke Rokok Elektronik, Kemenkes Bilang Bahaya
Shutterstock
Rokok elektronik sebenarnya lebih berbahaya dari pada rokok biasa. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kini, banyak orang menghilangkan kebiasaan memakai rokok konvensional menggantinya dengan elektronik.

Di kalangan anak muda penggunaan roko elektronik atau Personal Vaporezer (PV) itu kian marak.

Apalagi setelah muncul wacana akan adanya kenaikan harga rokok hingga mencapai RP 50 ribu per bungkus.

Doddy Izwardi dari Ditjen Kesehatan Masyarkat, Kemenkes mengatakan pergantian konsumsi dari rokok konvensional ke rokok eletronik sangatlah tidak tepat.

Menurutnya dalam rokok elektronik pun terdapat zat adiktif yang tidak baik untuk tubuh.

‎"Penggant‎ian apapun dari sisi kesehatan tidak baik. Karena dalam cairannya bisa di isi apapun‎," ujarnya dalam acara Talk Show & Peluncuran PSA Pengendalian Tembakau “Rokok Merusak Tubuhmu" di  Kementerian Kesehatan, Jakarta, (2/9/2016).

Menurutnya yang paling baik menghilangkan kebiasaan merokok adalah ‎dengan berhenti total.

Berita Rekomendasi

Bukan dengan menggantinya dengan rokok lain meskipun bahan dasarnya bukan tembakau.

‎"Yang paling baik menghentikan kebiasan merokok bukan dengan kita mencari alternatif lain yang sama-sama berasap, itu juga tidak baik. Adanya zat adiktif sangat tidak baik," paparnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Kepala Lembaga Demografis Universitas Indonesia, Dr Abdillah Ahsan‎.

Ia mengatakan tidak akan ada pengaruh signifikan bila seseorang berhenti merokok dengan cara beralih ke rokok elektronik.

Bahkan sama halnya seperti Rokok konvensional di negara lain rokok elektronik juga dibatasi bahkan dilarang.

‎"Di negara lain bahkan penggunaan rokok elektronik sudah dilarang," katanya.

Menurutnya ke depan pemerintah mesti segera membuat aturan untuk mengendalikan peredaran rokok elektronik.

Jangan sampai nantinya program pengendalian tembakau membuat orang beralih menggunakan rokok elektronik.

‎"Setelah rokok konvensional ini bisa dikendalikan, dan kemudian muncul penggantinya ya sebaiknya pemerintah mengeluarkan kebijkan sebelum hal itu terjadi. Mungkin Kemenkes bisa menginisiasi gimana mengendalikan rokok-rokok alternatif, vape, shissa, dan sebagainya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas