Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Gaya Hidup yang Tidak Sehat Sebkan Anak Alami Obesitas

Penderita obesitas kemungkinan besar menderita peningkatan tekanan darah, aterosklerosism hipertrofi ventrikel kiri, sumbatan jalan napas saat tidur

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Gaya Hidup yang Tidak Sehat Sebkan Anak Alami Obesitas
WOWMAZING
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Kelebihan berat badan dan obesitas pada anak telah menjadi masalah kesehatan global.

Setelah dianggap sebagai masalah negara berpenghasilan tinggi, prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas kini meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, kususnya di daerah perkotaan.

"Obesitas memberikan dampak buruk terhadap tumbuh kembang anak terutama dalam aspek organik dan psikososial," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI,  dr H Mohamad Subuh, MPPM di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Penderita obesitas kemungkinan besar menderita peningkatan tekanan darah, aterosklerosism hipertrofi ventrikel kiri, sumbatan jalan napas saat tidur, asma, sindrom polikistik ovarium, diabetes mellitus tipe 2, perlemakan hati, abnormalitas kadar lipid darah (dislipidemia) dan sindrom metabolik.

Kegemukan dan obesitas sendiri dapat didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.

Obesitas dan kelebihan berat badan pada anak disebabkan oleh beberapa faktor, namun umumnya diakibatkan oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat.

"Jumlah asupan energi berlebih, kebiasaan mengonsumsi jenis makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (tinggi lemak dan gula, kurang serat), jadwal makan tidak teratur, tidak sarapan, kebiasaan mengemil," katanya.

Berita Rekomendasi

Kemudian teknik pengolahan makanan (banyak menggunakan minyak, gula, dan santan kental) turut memicu terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas.

Selain itu kurangnya aktivitas fisik juga meningkatkan risiko obesitas.

Kemajuan teknologi serta tersedianya berbagai fasilitas yang memberikan berbagai kemudahan menyebabkan menurunkan aktivitas fisik sebagian besar masyarakat.

Kementerian Kesehatan RI dengan mengadakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Obesitas Sedunia.

Kegiatannya meliputi sosialisasi dan diseminasi informasi tentang kelebihan berat badan dan obesitas melalui berbagai media cetak, elektronik, dan media lainnya serta pemasangan spanduk, umbul-umbul berisi pesan tentang obesitas.

"Kami juga membuat Surat Edaran kepada seluruh dinas Kesehatan Provinsi di Indonesia terkait Hari Obesitas Sedunia untuk melakukan promosi kesehatan, deteksi dini, dan kerjasama dengan LSM untuk melakukan kegiatan yang melibatkan masyarakat," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas