Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Lady Gaga Suka Jalani Terapi Sauna Infrared untuk Atasi Nyeri Kronisnya

Di unggahan itu, Gaga menyatakan, ketika tubuh terasa kejang, satu hal yang dia temukan membantu adalah sauna infrared.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Lady Gaga Suka Jalani Terapi Sauna Infrared untuk Atasi Nyeri Kronisnya
FORBES
Lady Gaga 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menurut National Institute of Health, nyeri kronis adalah penyebab nomor 1 disabilitas jangka panjang di AS.

Penyakit itu memengaruhi hidup 100 juta orang, menurut laporan tahun 2015. Bukan hanya orang tua yang terkena, selebriti muda yang fit seperti Lady Gaga pun punya keluhan itu.

Gaga mengunggah di akun Instagram soal keluhan nyeri kronis.

Ia kewalahan dengan komen-komen yang ditinggalkan para fans sehingga penyanyi nyeleneh itu berbagi lebih soal pengalaman mengenai keluhan tersebut. Ia tak secara khusus menyebutkan penyebab nyeri kronis.

Namun, Gaga memberi penjelasan kepada para pengikutnya tentang cara mengatasinya.

Di unggahan itu, Gaga menyatakan, ketika tubuh terasa kejang, satu hal yang dia temukan membantu adalah sauna infrared.

"Saya membeli satu. Sauna itu datang dalam bentuk kotak besar juga dalam bentuk peti serta terdapat selimut-selimut elektrik! Kalian bisa menemukan sauna infrared ini di pusat homeopati," sebutnya.

Berita Rekomendasi

Sebetulnya apa sih sauna infrared ini? Sauna jenis ini pada dasarnya adalah sebuah ruangan tempat kita diberi paparan cahaya dengan frekuensi infrared atauinfra merah (cahaya antara yang kelihatan dan setara gelombang radio).

Sejumlah tempat di AS pun mulai menyediakan jasa sauna ini.

Selain membantu masyarakat yang mengalami nyeri, sauna ini pun membantu mengurangi bengkak dan inflamasi, menyehatkan kulit, dan membantu penyembuhan luka.

Klaim-klaim ini memang belum diinvestigasi oleh peneliti medis. Akan tetapi, sudah ada studi-studi awal yang menjanjikan.

"Kenyataannya, ada banyak terapi nyeri yang tak berdasar," kata Neel Mehta, MD, direktur medis manajemen nyeri di New York Presbyterian/Weill Cornell.

"Masyarakat bilang terapi itu ada manfaatnya, ada juga yang bilang tidak ada manfaatnya atau bikin nyeri makin buruk," katanya.

Ketika merekomendasikan terapi sebagai dokter, kami mencari bukti untuk mendemonstrasikan apakah ada perbaikan atau tidak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas