Popcorn Maut, Pelajaran Berharga bagi Pasangan yang Punya Balita
Pada hari ulang tahun ibunya, Mirranda ditemukan di ruang tamu dengan tubuh tergeletak dan mata melotot.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Mirranda Grace Lawson, balita yang baru berusia 2 tahun, mengalami kerusakan otak yang parah akibat tersedak popcorn.
Menurut American Academy of Pediatrics (APP), tersedak merupakan salah satu penyebab utama kematian anak-anak di bawah usia 3 tahun.
Beberapa makanan yang kerap menjadi penyebab balita tersedak antara lain sosis dengan potongan bulat, anggur utuh, dan popcorn.
Orangtua disarankan untuk tidak memberikan makanan tersebut, kecuali dicincang kecil, sebelum anak berusia 5 tahun.
Pada hari ulang tahun ibunya, Mirranda ditemukan di ruang tamu dengan tubuh tergeletak dan mata melotot. Orangtua gadis kecil itu panik karena menemukan putrinya tidak bisa bernapas.
Setelah mendapat pertolongan medis, sebuah popcorn bulat bersarang jauh di dalam tenggorokan Mirranda dan menghalangi jalan napasnya.
Ayahnya, Patrick Lawson, sebenarnya sudah mulai memberikan CPR sesegera mungkin, tetapi ketika paramedis tiba, jantung Mirranda telah berhenti berdenyut.
Namun, Mirranda masih memiliki secercah harapan walau hanya untuk sesaat. Dokter di VCU Medical Center mampu menyadarkan Mirranda, tetapi mereka memberi tahu orangtua bahwa Mirranda telah menderita kerusakan otak parah.
Setelah dua bulan Mirranda bertahan hidup dengan bantuan ventilator, dokter ingin melakukan tes “kematian otak” yang mengharuskan Mirranda melepas ventilator, untuk melihat apakah Mirranda bisa bernapas sendiri.
Namun, orangtua Mirranda menolak dan menggugat rumah sakit. Ayahnya berpendapat, "Dia tidak seperti anak yang mati otak.”
Sebelum kasus ini diselesaikan, keadaan Mirranda memburuk, mengalami gagal ginjal, dan akhirnya mengembuskan napas terakhir pada tanggal 1 November lalu.
"Ini semua disebabkan oleh sepotong popcorn. Silakan berbagi bahaya terkait popcorn, banyak orangtua yang mungkin tidak tahu,” tulis AAP.
AAP juga menegaskan bahwa mulut kecil balita dan keterampilan mengunyahnya belum bisa menangani semua bentuk makanan.
“Makanan keras dan besar dapat tersangkut dan membatasi jalan napas.”