Bayi 9 Bulan Belum Bisa Tersenyum, Awas! Bisa Jadi Ini Gejala Autisme
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Mama bisa mengenali gejala autisme usia dini.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai penelitian menunjukkan bahwa Mama bisa mengenali gejala autisme usia dini.
Pada usia 1 tahun, Mama bisa melihat tanda-tanda dan biasanya tanda ini terus berkembang hingga akhirnya berusia sebelum 2 tahun.
Untuk itu, mengenali gejala autisme sangat diperlukan untuk melakukan pencegahan dan pengobatan sedini mungkin.
Tahukah Mama bahwa setiap anak yang menderita autisme memiliki ciri yang berbeda. Setiap anak autisme memilki perbedaan dalam menunjukkan gejala autisme.
Meskipun tidak ada tanda-tanda khusus, Mama bisa mencermatinya dari tanda-tanda umum.
Tanda umum inilah yang nantinya yang jadi pertanda bahwa Mama perlu membawanya ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Tanda umum yang paling sering terjadi adalah tidak ada senyum atau ekspresi gembira.
Biasanya di usia 6 bulan, anak memiliki senyum dan ekspresi gembira dengan mudah.
Apalagi saat sudah menginjak usia 9 bulan, si kecil belum menunjukkan senyum, ekspresi lain serta mengeluarkan suara. Hal ini perlu Mama waspadai.
Telat bicara memang tidak seluruhnya jadi gejala autisme. Namun, anak biasanya sudah bisa mengucapkan kata yang tidak jelas atau mengoceh di usia 12 bulan.
Jadi, anak yang belum mampu mengoceh sebelum berusia 1 tahun juga perlu diwaspadai. Tanda anak autisme juga diikuti tidak ada gerakan atau respon ketika si kecil berusia 12 bulan.
Anak di usia 1 tahun yang belum bisa menunjuk, mencapai sesuatu atau melambaikan tangan jadi gejala yang perlu Mama khawatirkan.
Selain gejala umum yang dipaparkan di atas, gejala autisme juga bisa dilihat dari perbedaan perilaku sosial, komunikasi hingga perilaku.
Biasanya si kecil cenderung menghindari kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain. Cara berjalannya juga sedikit aneh dan kerap kali memandang dan terpaku pada satu objek saja.
Gejala autisme sejak dini juga bisa dilihat dari bagimana anak cenderung melakukan stimulasi untuk dunianya sendiri. Artinya, ia hanya sibuk dengan apa yang ia pikirkan tanpa melihat lingkungannya.
Biasanya si kecil kurang memahami emosi sehingga mereka cenderung melakukan hal yang tidak biasa seperti melambaikan tangan tanpa alasan yang jelas. (Nakita/pop sugar)