Akibat 'Mengerikan' Jangka Panjang jika Sering Menahan Tangis
Tapi, karena momen ingin menangis bukan sesuatu yang dapat diulang seenak hati, apakah menahannya dapat merusak kesehatan Anda? Jawabannya bisa.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Dorongan untuk menangis, nampaknya sering datang di kondisi yang tidak tepat.
Saat bersama atasan di kantor, rapat dengan klien, bahkan di depan calon mertua.
Tak ada pilihan lain, selain Anda harus menahannya sampai tiba kesempatan Anda sendirian.
Tapi, karena momen ingin menangis bukan sesuatu yang dapat diulang seenak hati, apakah menahannya dapat merusak kesehatan Anda?
Pada dasarnya, menangis adalah seperti katup yang terbuka untuk merilis stres atau perasaan tertekan.
Sehingga, ketika Anda menahannya, sistem saraf simpatetik Anda menjadi tegang, kata Nicole Van Groningen, MD, dokter internis di NYU Langone Medical Center.
Otak Anda mengirim sinyal ke kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol.
Hormon-hormon ini meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang membuat dada sesak dan napas berat, ketika Anda memaksakan diri untuk tidak menangis.
Hormon ini juga dapat mengacaukan nafsu makan dan kadar gula darah.
"Menekan emosi seperti rasa frustrasi atau kesedihan, benar-benar bisa membuat Anda merasa lebih buruk," kata psikolog Nikki Martinez PsyD.
"Jadi, ketika Anda mungkin berpikir bahwa Anda sedang mengendalikan diri, sebenarnya Anda sedang memupuk stres."
Sesekali menahan tangis, itu masih tidak apa-apa namun, jika terjadi secara rutin, akan menjadi masalah.
Dalam jangka pendek, hal itu dapat menyebabkan masalah seperti lekas marah, kecemasan dan gangguan tidur.
Dalam jangka panjang, menyebabkan tekanan darah tinggi, masalah jantung dan diabetes.