Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pahinggar Diduga Gantung Diri Karena Depresi, Berikut Cara Mengetahui Sejak Dini Gejala Depresi

Sekitar 90 persen orang yang meninggal karena bunuh diri sebenarnya menderita penyakit kejiwaan. Penyebab tersering gangguan jiwa itu adalah depresi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pahinggar Diduga Gantung Diri Karena Depresi, Berikut Cara Mengetahui Sejak Dini Gejala Depresi
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi depresi. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejak kemarin, heboh seorang pria bernama Pahinggar Indrawan yang bunuh diri dan menyiarkan secara live di Facebook.

Diduga, suami yang mempunyai empat anak ini gantung diri karena depresi.

Lalu seperti apa itu depresi dan dampaknya?

Sekitar 90 persen orang yang meninggal karena bunuh diri sebenarnya menderita penyakit kejiwaan. Penyebab tersering gangguan jiwa itu adalah depresi.

Baca: Benarkah Wanita Lebih Rentan Depresi Setelah Kehilangan Pasangan?

Baca: Di Rumah Kosong Ini Pahinggar Gantung Diri

Depresi bukanlah perasaan stres atau sedih biasa, namun perasaan yang tidak bahagia dan merasa tak punya harapan. Kondisi ini akan diikuti oleh berbagai gejala klinis.

Berita Rekomendasi

Menurut penjelasan dr.Andri Sp.KJ, gejala depresi yang utama adalah gangguan mood atau perasaan hati yang menurun.

"Orang yang depresi akan merasa tidak ada harapan akan kehidupan atau putus asa. Kondisi ini diikuti dengan gejala lain seperti susah konsentrasi, malas, tidak bertenaga, tidak nafsu makan, dan sering ada ide untuk bunuh diri," kata psikiater dari RS Omni Alam Sutera Tangerang ini.

Gangguan tersebut berlangsung setidaknya selama dua minggu yang akan mengganggu fungsi sosial dan kegiatannya sehari-hari.

Pengalaman negatif dalam kehidupan juga bisa menyebabkan depresi, misalnya kematian orang terkasih, perceraian, perpisahan, kehilangan pekerjaan, penyakit berat, kekerasan seksual, dan sebagainya.

Bisa diobati

Perempuan disebut beresiko dua kali lipat menderita depresi dibandingkan pria. Menurut data Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementrian Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 6 persen atau 16 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan).

"Itu hanya data yang dilaporkan, padahal gangguan jiwa seperti fenomena gunung es yang kelihatannya kecil tapi sebenarnya menyimpan potensi besar yang tak terlihat," katanya.

Depresi sebenarnya bisa diobati. Masyarakat bahkan bisa berobat secara gratis karena konseling atau pengobatan depresi juga ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

Peran serta masyarakat juga diperlukan dengan lebih peka mengenali tanda-tanda depresi dan peduli jika ada perubahan perilaku pada orang terdekatnya.

"Intinya kita harus empati, menyadari bahwa depresi bisa terjadi pada siapa pun. Jangan ragu untuk berobat," kata Andri.

Keberadaan hotline atau pusat layanan tempat curahan hati orang yang ingin depresi atau punya keinginan bunuh diri di Indonesia sangat diperlukan. Layanan serupa di negara maju yang ditunjang tenaga profesional yang memahami situasi bunuh diri dinilai sukses menggagalkan aksi bunuh diri.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas