Ini Tips dari Ahli Bedah dr Yesaya Baringin SpB FCSI Saat Kita Ingin Menolong Korban Kecelakaan
Jangan sampai sembarangan menarik atau digeret ke pinggir jalan dari bagian leher atau kepala korban atau menarik bagian kaki saja
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kecelakaan memang bukan kejadian yang diharapkan siapa saja.
Namun jika suatu ketika Anda menemukan kejadian malang ini bagaimana Ansa bisa membantu?
dr Yesaya Baringin SpB FCSI ahli bedah dan Ketua Trauma Center RS Tebet ini mengatakan tidak boleh sendirian saat menolong dan mengangkat korban.
"Pertama coba cek nadinya. Badannya diluruskan. Kemudian cobalah berteriak memanggil orang lain, minimal 2-3 orang untuk mengangkat korban," katanya saat Health Talk Tenda Sehat dalam rangka HUT 35 RS Tebet di Taman Tebet, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (8/4/2017),
dr Berry berpesan jangan sendirian apalagi sampai sembarangan menarik atau digeret ke pinggir jalan dari bagian leher atau kepala korban atau menarik bagian kaki saja.
Dikatakan, bagian leher merupakan pusat pernafasan, tulang belakang dan saraf.
Dan dalam kondisi awal belum diketahui kondisi si korban maka upaya pertama menolong malah bisa memperburuk kondisi saat sampai di rumah sakit.
Untuk memberikan leher kondisi yang terbaik, dan saat itu tidak ada penyangga leher (neck holder) maka bisa disiasati dengan melipat-lipat koran atau karton sebagai pengganti.
Untuk kaki atau tangan yang patah bisa pakai papan atau kalau dalam kondisi di daerah terpencil bisa pakai batang pohon dan diikat.
"Kalau korban berteriak-teriak sakit kemungkinan ada yang patah. Nah kalau tidak diikat bisa jadi tulang yang patah akan semakin parah patahnya," ucapnya.
Namun begitu, dia tetap meminta untuk menolong harus tetap tenang jangan panik. Demikian juga jika terjadi pendarahan dari luka.
Menurut dr Yesaya Baringin, SpB, FCSI tempat yang berdarah bisa ditekan di atasnya dengan diikat menggunakan tali.
"Tapi diikat jangan terlalu lama 5 menit dilepas lagi lalu diikat lagi begitu. Cari kain yang terbersih di jalan itu. Pastikan juga tangan kita tidak terkena darah korban," katanya.
Selain dikenal dengan keunggulan penanganan penyakit dalam (internis), RS Tebet sebelumnya terpilih sebagai Rumah Sakit Trauma Center (RSTC) terbaik oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Menurutnya, saat ini teknik pemberian pertolongan pertama bagi korban belum begitu tersosialisasi dengan baik di Indonesia. Padahal di Jepang misalnya setiap orang sudah memiliki kemampuan seperti itu.
"Jadi sebaiknya ada sosialisasi di di kantor-kantor sehingga nanti setiap orang bisa terlatih untuk mampu memberikan pertolongan awal bagi korban kecelakaan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.