Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat Tidak Akan Biarkan Anak-anak Konsumsi Pangan Tinggi Gula

Yuli Supratiwi mempertanyakan pernyataan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPPMI) Adhi S Lukman yang mendukung kampanye iklan

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat Tidak Akan Biarkan Anak-anak Konsumsi Pangan Tinggi Gula
ist
Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat, Yuli Supratiwi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat, Yuli Supratiwi mempertanyakan pernyataan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPPMI), Adhi S Lukman yang mendukung kampanye iklan susu kental manis untuk dikonsumsi anak.

"Iya wajarlah kalau Ketua Umum GAPPMI mendukung kampanye susu kental manis, kan namanya juga industri. Tapi apakah produk itu mendukung kesehatan anak itu yang harus dipertanyakan. Kan banyak produk susu anak dipasaran. Dan yang pasti Susu Kental Manis itu bukan susu!" tandas Yuli, Rabu (2/8/2017).

Yuli menegaskan tidak akan membiarkan anak-anak mengkonsumsi pangan tinggi gula dan Ia juga tidak rela masa depan anak-anak dihantui oleh penyakit akibat konsumsi gula berlebih seperti diabetes. Yuli juga akan terus mendukung Kak Seto dan Ketua Harian YLKI Tulus Abadi untuk terus menerus mengkampanyekan bahaya mengkonsumsi Susu Kental Manis bagi anak untuk masa depan.

Sebelumnya Adhi dalam pernyataan tertulis yang dikutip media pada Selasa (1/8/2017) menegaskan susu kental manis aman untuk dikonsumsi anak-anak dan Ia tidak melihat ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan dari konsumsi Susu Kental Manis tersebut.

Ia mengungkapkan dalam usia pertumbuhan anak-anak juga masih membutuhkan gula sebagai energi. Intinya semua yang dikonsumsi secara proporsional akan aman.

Pernyataan Adhi ini makin menggelitik nurani Yuli, wanita yang menghabiskan hidupnya berjuang untuk kesehatan masyarakat itu menegaskan jika anak-anak telah dicekoki dengan minuman gula berlebih pada masa kecil tentunya hal itu akan berdampak pada kesehatan anak pada masa dewasanya nanti salah satunya kelebihan berat badan atau obesitas dan akan menjadi beban biaya kesehatan masa depan.

"Anggota GAPPMI seperti Nestle, Frisian Flag dan Indomilk punya produk susu pertumbuhan anak yang kebih sehat, kenapa ketua GAPPMI malah mempromosikan Susu Kental Manis yang bergula tinggi. Masyarakat harus sadar susu itu tidak manis berlebihan,” papar Yuli.

BERITA REKOMENDASI

Hal senada juga diungkapkan oleh pemerhati anak Dr Seto Mulyadi yang mengkritisi iklan produk-produk makanan dan minuman yang mengklaim baik dan menyehatkan dikonsumsi untuk anak-anak indonesia padahal kadar gulanya sangat tinggi.

"Ini artinya informasi mengenai kesehatan harus terus menerus diinformasikan pemerintah. Anak-anak secara tidak sadar masih sering mengkonsumsi produk yang tidak laik seperti permen, coklat juga susu kental manis karena pengaruh iklan," kata Kak Seto sapan akrab Seto Mulyadi.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga menyikapi maraknya produk makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan label dan peruntukan.

Salah satunya produk susu kental manis (SKM) yang masih beriklan secara gencar dengan dan digambarkan sebagai minuman bergizi padahal bergula tinggi dan tidak baik untuk anak.

Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi juga melihat ada kekeliruan pada label yang disampaikan sejumlah produsen dalam mengiklankan produk SKM. Di mana sebenarnya SKM memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi, sedangkan kalsiumnya rendah dan hal itu berdampak buruk bagi anak-anak.


"SKM itu memang tidak bagus karena kandungan gulanya sangat tinggi. Sementara kandungan kalsiumnya sangat rendah. Dampaknya sangat buruk bagi anak-anak karena hanya akan menghasilkan kegemukan dan obesitas. Jadi sebaiknya hindari anak meminum SKM dan ganti dengan susu murni atau susu bubuk" jelas Tulus.

Baik DKR, Kak Seto dan YLKI juga bersepakat sebaiknya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap iklan produk-produk anak terselubung yang tidak bernutrisi seperti permen, dan susu kental manis.

"Kementerian PMK, Kemenkes, Kominfo dan media mempunyai peran sentral agar iklan-iklan tersebut di tertibkan," tutur Tulus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas