Kurus Dibalut Selimut, Hidup Intan Berubah Sejak Kanker Gerogoti Tubuhnya
Intan (43), warga Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terbaring lemah di ranjang perawatan. Tubuhnya kurus dibalut selimut.
TRIBUNNEWS.COM - Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari sel payudara. Indikasi pertama kanker payudara yang biasanya disadari adalah benjolan atau kulit yang menebal pada payudara.
The National Cancer Institute memperkirakan bahwa lebih dari 190.000 perempuan akan didiagnosis dengan kanker payudara setiap tahunnya. Bahkan satu dari delapan wanita akan memiliki kanker payudara dalam hidupnya.
Hal inipun terjadi kepada salah satu penderita kanker payudara di Rumah Sakit St Elisabeth Semarang, Jalan Kawi Raya 1, Tegalsari, Candisari, Kota Semarang, Selasa (12/12/2017).
Intan (43), warga Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terbaring lemah di ranjang perawatan. Tubuhnya kurus dibalut selimut. Hingga kini ia pun belum sadarkan diri.
Dua kantong infus dan satu kantong darah tergantung di samping ranjangnya. Hidung dan mulut Intan dipasangi selang.
Tiga putra-putri pasien, yakni Faisal Pratama (21), Momot (9) dan Mimi (8), tak lelah merawat ibunda ketika sakit. Bahkan mereka rela tidak bersekolah demi menjaga sang ibu.
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat didampingi pemilik Yayasan Wisma Kasih Bunda, Anne Avantie mengunjungi penderita kanker payudara di Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang, Jalan Kawi Raya 1, Tegalsari, Candisari, Kota Semarang untuk memberikan santunan.
Nominal santunan berupa uang Rp 200 juta diserahkan secara simbolis kepada pengelola Yayasan Wisma Kasih Bunda, Anne Avantie untuk diteruskan kepada keluarga pasien.
Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat mengatakan, awalnya ia dihubungi oleh Anne Avantie bahwa ada seorang ibu bernama Intan penderita kanker di Semarang yang tidak mampu, membutuhkan bantuan untuk biaya pengobatan. Irwan pun menyambut baik hal tersebut dengan merespon langsung untuk memberikan bantuan.
“Kami berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan untuk membantu biaya pengobatan dan mengurangi penderitaan yang dialami oleh pasien penderita kanker tersebut,” kata Irwan.
"Anak-anak pasien di mana? Panggil kesini," pinta Irwan kepada para stafnya.
Sejurus kemudian tiga putra-putri pasien mendekati Irwan di samping ranjang. Ia pun merangkul pundak putra sulung Intan.
"Kamu yang tabah. Ibumu pasti sembuh. Dokter berupaya sebaik mungkin untuk ibu," bisik Irwan ke Faisal.
Suasana di ruang perawatan terasa haru. Selang lima menit, rombongan Irwan dan Anne keluar ruang perawatan.
Penulis: Dana Delani