Ahli Gizi: Banyak Studi Bertahun-tahun Simpulkan MSG Aman
Pada aturan itu pun, acceptable daily intake (ADI) atau batas asupan harian dalam mengonsumsi MSG dinyatakan not specified atau secukupnya.
Namun primata, termasuk manusia terlahir dengan selaput pelindung otak yang lebih berkembang. Artinya, hasil yang diamati pada tikus dalam studi ini tidak mencerminkan hal yang terjadi pada manusia.
Oleh karena itu, studi berikutnya yang dilakukan oleh Dr. Takasaki (1979) dan Dr. Helms (2017) menunjukkan bahwa konsumsi normal MSG makanan tidak memiliki efek negatif terhadap otak.
Dr. Johanes juga membantah berbagai mitos tidak beralasan yang ditujukan pada MSG, menurutnya anggapan jika mengkonsumsi MSG dapat membuat orang menjadi bodoh hanyalah isapan jempol belaka.
“Tak ada penelitian yang menyebutkan MSG membuat bodoh karena gangguan jaringan otak,” tegasnya.
Dari sebuah penelitian disebutkan, bahwa di Amerika konsumsi MSG kurang dari 1 gram/orang/hari, di Jepang 2 gram per orang per hari, di Indonesia khususnya di daerah Jakarta dan Bogor yang pernah diteliti, konsumsinya mencapai 2,6 gram per orang per hari.
“Dari konsumsi yang ada di tiga negara itu, menunjukan bahwa orang-orang di negara itu tetap pintar-pintar,” jelasnya.
Dr. Johanes juga menegaskan agar masyarakat tidak perlu takut mengkonsumsi MSG.
“Kalau faktanya sudah diketahui, pasti masyarakat tak akan takut lagi,” tutupnya.
Berikut fakta Ilmiah yang Diterima Secara Umum untuk Keamanan MSG:
Tingkat glutamat dalam darah tidak naik saat monosodium glutamat digunakan dengan makanan.
- Sekitar 95% glutamat dimetabolisme dalam usus untuk menghasilkan energi.
-Glutamat merupakan asam amino dominan dalam ASI.
- Bayi mampu mencerna glutamat seperti halnya orang dewasa, dan mengkonsumsi lebih banyak glutamat dibandingkan orang dewasa terkait berat badan tanpa efek berbahaya.
- Tidak ada bukti Sindrom Restoran Cina terkait MSG.
- Glutamat merupakan bahan dari rasa dasar, dengan reseptor rasa tersendiri pada lidah.
- MSG bersifat "Membatasi sendiri/ self limiting", sementara penggunaan garam atau cuka yang terlalu banyak akan mengurangi kemampuan merasakan makanan.