Mengapa Timbul Bunyi Ketika Gemeretakkan Jari? Ini Penjelasan Dokter
Oryza melanjutkan, menggemeratakan jari yang dalam bahasa Inggris disebut cracking, merupakan tindakan yang kurang berguna.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat merasa pegal, gugup atau sekadar bosan, sebagian orang punya kebiasaan menggemeretakkan atau 'meletekin' jemarinya. Gerakan tersebut pun menimbulkan suara 'krek' pada jari.
Dokter Spesial Ortopedi bagian tangan, Oryza Satria menjelaskan, bunyi tersebut berasal dari tulang-tulang jari, melainkan dari letupan gas pada ruang kosong pada sendi.
"Ada pembentukan gas di antara rongga sendi yang terlumasi oleh cairan sinovial. Bunyi itu terdengar ketika gasnya terlepas," kata Oryza saat diskusi kesehatan bersama Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) di kawasan Kebayoran, Jakarta, Jumat (27/7/2018).
Oryza melanjutkan, menggemeretakkan jari yang dalam bahasa Inggris disebut cracking, merupakan tindakan yang kurang berguna.
"Jika pegal hilang, itu hanyalah faktor psikologis. Sejumlah penelitian mengatakan itu tak berpengaruh pada nyeri sendi," ujarnya.
Dokter yang berpraktik di RSPI Bintaro Jaya ini mengatakan bahwa kebiasaan tersebut aman, tetapi jangan melakukannya terlalu sering disertai kekuatan terlalu kencang.
Alasannya, ada risiko yang bisa timbul seperti cedera ringan pada ligamen.
"Spektrum (risiko) bisa mulai dari cedera ligamen ringan sampai berat," tuturnya.
Oryza menambahkan tangan memili struktur anatomi yang rumit, terdiri dari 27 tulang, 29 persendian, 123 ligamen, 30 pembuluh darah, 48 syaraf dan 34 otot.
Hal tersebut membuat area tangan rawan mengalami masalah nyeri persendian.
"Untuk merawat kesehatan bagian tangan serta pergalangannya, seringlah perhatikan posisi tangan Anda, dan hindari pergerakan yang telalu repetitif," katanya.