Bagaimana Olahraga dan Diet Bisa Menolong Pasien Lupus?
Saat ini ilmu pengetahuan memamg masih mencoba untuk membongkar seluruh misteri mengenai penyakit Lupus.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Saat ini ilmu pengetahuan memamg masih mencoba untuk membongkar seluruh misteri mengenai penyakit Lupus.
Namun seorang Ahli Gizi ternama, Vanessa Ascencao mengatakan bahwa menerapkan gaya hidup sehat termasuk mengadopsi diet yang baik dan mengkonsumsi suplemen untuk melawan peradangan, bisa sangat membantu para penderita penyakit ini.
"Tidak ada obat untuk lupus, banyak dokter dan peneliti memiliki berbagai teori tentang penyebabnya, namun kondisi kesehatan penderita lupus ini harus dikelola melalui gaya hidup," kata Ascencao.
Dilansir dari laman www.iol.co.za, Kamis (2/8/2018), menurut jurnal Arthritis and Rheumatology, di Amerika Serikat (AS), lupus adalah salah satu penyakit peradangan kronis paling banyak dialami para wanita muda yang berusia 15 hingga 24 tahun.
Peringkatnya lebih tinggi jika dibandingkan diabetes, HIV dan penyakit liver.
Ascencao menambahkan, dengan penelitian di AS yang menunjukkan bahwa penderita lupus memiliki resiko lebih tinggi untuk bisa meninggal secara prematur dengan kondisi seperti diabetes, pneumonia, dan penyakit kardiovaskular, penting bahwa penyakit ini harus dikelola secara holistik untuk meminimalkan peradangan.
"Karena lupus sangat merusak organ, anda lebih cenderung mati karena penyakit kronis," jelas Ascencao.
Ia kemudian menyarankan agar para penderita lupus melakukan sejumlah hal seperti menghindari makanan yang digoreng, berminyak dan makanan olahan.
Lalu para penderita lupus juga disarankan mengkonsumsi sedikit saja daging merah dan produk susu.
Mereka juga sebaiknya memilih makanan yang masih segar, organik dan tidak diolah.
Perbanyak mengkonsumsi sayuran, terutama sayuran yang memiliki warna hijau tua.
Para penderita lupus juga disarankkan meningkatkan asupan buah segar, termasuk buah beri dan delima yang kaya akan antioksidan.
Makanan probiotik seperti kefir, kombucha atau sauerkraut juga baik untuk dicoba.