Anak Anda Mengalami Gejala Gangguan Pendengaran? Jangan Anggap Enteng, Kenali Pemicunya
Dokter spesialis THT, dr Hazrul Lutfi Hamid menyebutkan sejumlah penyebab gangguan pendengaran pada anak.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
![Anak Anda Mengalami Gejala Gangguan Pendengaran? Jangan Anggap Enteng, Kenali Pemicunya](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dokter-spesialis-tht_20180921_185142.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan pendengaran pada anak biasanya sulit untuk disadari orangtua maupun orang lain saat berinteraksi dengan si kecil.
Padahal, gejala tersebut bisa berujung pada gangguan yang lebih serius atau bahkan hingga tuli.
Dokter spesialis THT, dr Hazrul Lutfi Hamid menyebutkan sejumlah penyebab gangguan pendengaran pada anak.
Sebagian besar dari kasus tersebut disebabkan oleh kelainan genetik serta gangguan di masa kehamilan ibu.
"Banyak kasus bermula sejak ibu hamil mendapat infekai virus, misalnya campak, rubella, varicella, itu bisa sebabkan gangguan pada si bayi," kata dia saat ditemui di RS YPK Mandiri, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018).
Hazrul mengingatkan orang tua waspada bila si buah hati menunjukan gejala-gejala, seperti anak tak menoleh ketika dipanggil atau tidak kaget ketika mendengar benturan keras.
"Kalau misalnya anak tak ada reaksi apapun terhadap kebisingan, benda terjatuh tak bereaksi, petir menggelegar tak bereaksi, kemungkinan besar ada gangguan," jelasnya.
Baca: Kenali Varikokel, Jenis Varises di Buah Zakar yang Bikin Anda Sulit Punya Momongan
Saat anak mengalami gangguan pendengaran, lanjutnya, biasanya juga akan mengalami gangguan berkomunikasi. Misalnya, perkembangan kemampuan berbicara tak sesuai anak seusianya disertai pelafalan yang tidak jelas.
"Karena ketiga alat indera ini (telinga, hidung, tenggorokan) berhubungan satu sama lain. Gangguan pada telinga akan mempengaruhi kemampuan indera lainnya," paparnya.
Baca: Angkasa Pura II Akan Kelola Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjungpandan
Secara umum, gejala gangguan pendengaran lebih mudah dideteksi saat anak berada di usia dini. Hazrul menyarankan agar anak diperiksa pada usia 3-6 bulan pertama.
"Ibu boleh merawat 1/3 bagian luar telinga di rumah. Namun, untuk bagian dalam disarankan bawa ke ahlinya. Periodisasi disarankan 4 hingga 6 bulan atau paling lama setahun," tutur dia.
Baca: Ribut-ribut Impor Beras, RR: Biarkan Enggar Petantang petenteng Begitu, Sudah Waktunya Diganti
Jika menemukan gejala gangguan pendengaran pada anak Anda, jangan ragu untuk segera periksakan anak ke dokter. Pasalnya, semakin lama si kecil mengalami gangguan tersebut, tumbuh kembangnya dapat terganggu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.