Anak Susah BAB, Ketahui Penyebabnya dan Cara Mengatasinya
Sekitar 30 persen anak menderita sembelit atau susah BAB (buang air besar) ketika mereka mulai mengonsumsi makanan padat.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 30 persen anak menderita sembelit atau susah BAB (buang air besar) ketika mereka mulai mengonsumsi makanan padat.
American Academy of Pediatrics menyatakan setiap anak dengan tinja yang besar, keras, kering, dan disertai dengan gerakan usus yang menyakitkan, susah, atau darah di saat buang air besar mungkin mengalami sembelitatau konstipasi.
Biasanya anak dikatakan sembelit bila telah mengalami kesusahan BAB selama tiga hari atau lebih.
Bila anak mengalami kesusahan BAB hingga dua minggu atau lebih, hal itu disebut sembelit kronis dan butuh bantuan medis.
Pada umumnya, sembelit pada anak akan diikuti dengan beberapa gejala lainnya. Misalnya, sakit perut, perut kembung, mual, kehilangan selera makan, menangis atau menjerit, dan banyak berkeringat.
Adapun penyebab sembelit pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Makan rendah serat
- Terlalu banyak makanan yang tinggi lemak dan rendah serat dapat menyebabkan sembelit. Hal ini termasuk makanan cepat saji, susu, permen, dan minuman ringan.
- Tidak cukup minum air dan cairan lainnya.
- Memiliki perubahan dalam makan. Hal ini termasuk ketika bayi berubah dari ASI menjadi susu formula, atau ketika mereka mulai makan makanan padat.
Kurang berolahraga
- Anak-anak yang menonton banyak TV dan bermain video game tidak cukup berolahraga. Padahal olahraga membantu memindahkan makanan yang dicerna melalui usus.
- Beberapa anak tidak memperhatikan sinyal bahwa tubuh mereka ingin BAB ketika mereka terlalu sibuk bermain hingga lupa pergi ke kamar mandi.
Masalah emosional