Dokter Ingatkan Berhenti Merokok Bukan Berarti Bebas Penyakit Paru Obstruktif Kronis
PPOK sendiri masuk golongan penyakit progresif yang mengancam jiwa yang diperkirakan mempengaruhi lebih dari 251 juta orang di dunia.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Olahraga rutin atau pun berwisata ke daerah dengan tingkat polusi rendah bukan jaminan bebas dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
PPOK sendiri masuk golongan penyakit progresif yang mengancam jiwa yang diperkirakan mempengaruhi lebih dari 251 juta orang di dunia.
Maka itu, tiap tanggal 21 November selalu diperingati sebagai Hari PPOK Sedunia.
Prof. dr. Faisal Yunus dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menekankan banyak yang beranggapan bahwa olahraga rutin atau kunjungan ke wilayah dengan udara bersih bisa mencegah penyakit paru. Padahal ini tidak benar," katanya dalam keterangan tertulis.
Berdasarkan pengalamannya, sambung dia, kebanyakan pasien datang sudah dengan keluhan, seperti sesak napas, gampang kehabisan napas saat naik-turun tangga, dan sudah dengan kecacatan,
“Jarang sekali mereka datang dengan gejala awal karena mereka tidak menyadari gejala awal pentakit itu,” urai Faisal.
Dia menambahkan zat yang sudah terlanjur bertumpuk di paru karena asap rokok dan polusi udara, tidak akan hilang, Mereka yang sudah ada gejala dan makin parah harus berobat ke dokter.
Meskipun PPOK merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan, bukan berarti ini adalah penyakit yang melemahkan.
Pasien akan tetap bisa hidup dengan baik meski mengidap PPOK asalkan patuh pada perawatan dan pengobatannya, sehingga mengurangi pemburukan penyakit.
“Bila susah berhenti merokok, silahkan datang ke dokter paru untuk dipantau dan diberi obat yang benar, setelah itu harus rajin kontrol secara rutin," sarannya.
Begitu pula yang bekerja di daerah rawan polusi, misalnya pabrik. Selalu gunakan masker, walau hal ini juga tidak terlalu melindungi.
Baca: Philips Indonesia Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini Hepatitis
"Sebisa mungkin dan sering kontrol berobat. Ingat, tidak ada vitamin atau suplemen apa pun yang dapat mencegah PPOK,” tekan Faisal.
Bertepatan dengan Hari PPOK Sedunia, Philips berjanji membantu dalam memotivasi para penderita menghadapi tantangan pengelolaan PPOK.
Di Indonesia, Philips menghadirkan berbagai solusi untuk PPOK, yaitu Philips Nebulizer, Stationary and Mobile Oxygen Concentrator yang bisa dipindah dan dibawa dengan mudah.
Lalu Dreamstation AVAPS (average volume-assured pressure support) yang secara otomatis dapat menyesuaikan dengan perkembangan penyakit dan berubah sesuai dengan kebutuhan pasien, serta ventilator Trilogy dari rumah sakit ke rumah.