Kenali Faktor Penyebab Keguguran Saat Hamil Muda Seperti yang Dialami Arumi Bachsin
Melansir dari Nakita.id, sejumlah hal ini bisa menjadi pemicu terjadinya keguguran pada ibu yang sedang hamil muda.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Kabar kurang menyenangkan datang dari Arumi Bachsin yang mengalami keguguran anak ketiganya.
Arumi yang baru saja berstatus sebagai istri Wakil Gubernur Jawa Timur harus kehilangan anak ketiganya dari Emil Dardak yang masih di dalam kandungan.
Melansir dari Tribun Jatim, Arumi yang tengah mengandung mengalami keguguran dan kini sedang dirawat di RSIA Kendangsari, Surabaya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa ibu dua anak tersebut tengah berbadan dua.
Baca: Khofifah Lihat Wajah Arumi Bachsin Pucat, Ini yang Terjadi Pada Janin di Dalam Kandungannya
"Saat ini Bu Arumi sedang berbadan dua. Mohon doanya. Maklum, memang usianya memang masih produktif," kata Khofifah Indar Parawansa kepada Tribunjatim.com dalam acara Selametan Pesta Rakyat di Grahadi, Kamis (14/2/2019).
Sejak Emil Dardak terjun ke dunia politik, Arumi memang terlihat selalu menemani suaminya dalam menjalankan tugas.
Terakhir, perempuan berumur 24 tahun tersebut tampak menemani sang suami ke Istana Negara untuk menjalani pelantikan.
Sebagai informasi, Arumi dan Emil sudah dikaruniai dua orang anak yakni Lakeisha Ariestia Dardak dan Alkeinan Mahsyir Putro Dardak.
Hinggaberita ini diturunkan belum ada penyataan resmi mengenai kabar keguguran Arumi Bachsin.
Melansir dari Nakita.id, sejumlah hal ini bisa menjadi pemicu terjadinya keguguran pada ibu yang sedang hamil muda.
1. Kelainan kromosom
Alasan paling umum terjadinya keguguran adalah masalah pada kromosom telur atau sperma selama pembentukan embrio.
Keguguran yang disebabkan oleh kelainan kromosom ini ditemukan lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berusia lebih dari usia 35 tahun.
Selain itu, usia ayah pun memainkan peran serupa.
Menurut penelitian tingkat keguguran pada perempuan dibawah usia 20 tahun bisa mencapai 12-15% dan akan berlipat ganda saat perempuan berusia 40 tahun.
2. Gangguan tiroid
Baik itu hipotiroidisme (terlalu rendah) atau hipertiroidisme (terlalu tinggi), masalah infertilitas maupun keguguran bisa saja terjadi.
Hal ini karena saat fungsi tiroid seorang perempuan rendah, tubuhnya akan mencoba untuk mengkompensasi dengan memproduksi hormon yang benar-benar dapat menekan ovulasi.
Sebaliknya, tiroid yang diproduksi terlalu banyak dapat mengganggu kemampuan estrogen untuk melakukan tugasnya.
Hal inilah yang membuat rahim tidak dapat melakukan implantasi dan menyebabkan perdarahan uterus yang abnormal.
3. Diabetes
Kondisi insulin yang tak terkontrol pada penderita diabetes dapat menyebabkan peningkatan tingkat keguguran dan juga peningkatan risiko cacat lahir pada janin.
Oleh karena itu penderita diabetes yang tengah hamil wajib berkonsultasi secara berkala dengan dokter.
4. Gaya hidup
Beberapa kebiasaan gaya hidup seperti penyalahgunaan narkoba, penggunaan alkohol selama kehamilan, dan merokok telah ditemukan menjadi penyebab keguguran dini.
Risiko ini bisa juga terjadi pada trimester selanjutnya.
Sebaiknya Moms memang mempersiapkan kehamilan dengan baik dari mulai gaya hidup saat sebelum, saat hamil, maupun setelah melahirkan.
Moms sebaiknya rutin berolahraga, membatasi stres, dan mengoptimalkan gangguan medis melalui asupan vitamin pranatal.
5. Komplikasi fisik
Kejadian keguguran yang cukup signifikan dapat disebabkan oleh masalah fisik pada ibu, seperti kelainan uterus misalnya septum atau polip, atau inkompetensi leher rahim.
Dalam banyak kasus, komplikasi fisik penyebab keguguran pun akan terjadi pada trimester ke-2 atau ke-3.
6. Gangguan pembekuan darah
Rupanya gangguan pembekuan darah juga bisa menyebabkan keguguran pada ibu hamil.
Walau jarang terjadi, gangguan pembekuan darah bisa saja terjadi sehingga Moms patut mewaspadainya.
Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi pada dokter untuk memantau kesehatan janin dan ibu selama kehamilan. (Tribun Jatrim/Nakita)