Bosan Menu Sehat, Titi Wati Penderita Obesitas Kembali Makan Ikan Asin, Berbahayakah untuk Badannya?
Kerupuk dan ikan asin yang merupakan makanan kesukaanya sebelum operasi dilakukan, kembali dimakan oleh Titi Wati.
Penulis: Anita K Wardhani
Selain penyakit jantung, penelitian tersebut juga menyebutkan adanya peningkatan risiko kanker pada responden yang banyak mengonsumsi ikan asin dan makanan yang diasinkan lainnya.
Hal ini diduga karena adanya kandungan bahan karsinogen (pencetus kanker), N-nitroso yang terkandung dalam ikan asin dan makanan yang diasinkan lainnya. Bahan karsinogen ini terbentuk dari pengawet nitrat atau nitrit.
Anda penggemar ikan asin? Sebaiknya mulai sekarang kurangi dan batasi konsumsi ikan asin jika tak ingin risiko berbagai penyakit termasuk risiko tekanan darah tinggi dan sakit jantung meningkat. Sebaiknya, konsumsilah ikan dengan cara dikukus dan direbus jika ingin merasakan manfaatnya untuk kesehatan.
Ditimbang, Berat Badan Titi Wati Berkurang
Titi Wati, penderita obesitas terus berupaya menurunkan bobot tubuhnya yang sempat mencapai 220 kilogram.
Warga Jalan George Obos XXV Kelurahan Menteng Kecamatan Jekanraya, Kota Palangkaraya, Jumat (15/3/2019) sudah menjalani operasi bariatrik atau pengecelan lambung di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Apakah sudah ada hasilnya?
Badannya sedikit menurun hingga mencapai 207 kilogram dua bulan paskaoperasi bariatrik.
Ini diketahui setelah Titi Wati menjalani penimbangan berat badannya, belum lama ini.
Turunnya berat badan Titi Wati tak lepas dari usahanya.
Selain diet ketat mengikuti menu yang sudah ditetapkan ahli gizi dari RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Titi juga diminta banyak olahraga atau bergerak.
"Setiap hari saya disuruh ngangkat barbel yang ukuran satu sampai dua kilogram, agar bisa cepat turun berat badannya," ucapnya.
(banjarmasinpost.co.id/faturahman/klikdokter)