Peneliti Malik Ungkap Minuman Soda dan Berenegi Percepat Kematian
Peminum berat soda dan minuman berenergi memiliki risiko kematian dini 28 persen lebih tinggi dibanding sebab lainnya.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Orang yang mengonsumsi banyak soda dan minuman berenergi yang manis setiap hari memiliki risiko kematian dini karena penyakit jantung dan kanker daripada orang yang jarang meminum jenis minuman tersebut, menurut sebuah studi di AS, yang dilansir Reuters.
Para peneliti menemukan bahwa peminum berat soda dan minuman berenergi memiliki risiko kematian dini 28 persen lebih tinggi dibanding sebab lainnya.
Sebagai informasi, risiko kematian karena penyakit jantung 31 persen lebih tinggi dan risiko kematian akibat kanker meningkat sebanyak 16 persen.
"Di AS, sekitar setengah dari populasi mengonsumsi setidaknya satu minuman dengan pemanis gula per harinya," kata pemimpin penulis studi dan peneliti nutrisi di Harvard T.H Chan School of Public Health di Boston Vasanti Malik, melalui email.
"Mengganti minuman pemanis dengan minuman lain, terutama air putih, adalah salah satu strategi untuk meningkatkan kesehatan dan umur panjang," imbuhnya.
Soda, minuman berenergi, dan minuman manis lainnya adalah sumber gula tambahan terbesar dalam industri makanan Amerika, kata para peneliti dalam jurnal Circulation.
Meskipun konsumsi telah menurun dalam beberapa 10 tahun terakhir, namun angka itu kembali naik pada tahun-tahun ini. Bahkan, orang dewasa mendapat setidaknya 145 kalori sehari karena meminum minuman ini.
Penelitian ini bukanlah eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana minuman manis dapat secara langsung menyebabkan masalah kesehatan atau menyebabkan kematian dini.
Tetapi kemungkinannya adalah bahwa gula tambahan dan kalori yang ada dalam minuman sejenis ini turut berperan, kata Malik.
Itu karena hubungan antara minuman manis dan risiko kematian dini tidak sekuat dulu ketika para peneliti memperhitungkan faktor makanan dan gaya hidup, termasuk berapa banyak kalori yang dikonsumsi seseorang.
Ketika seseorang meminum soda dan minuman manis lainnya, mereka lebih mungkin mengembangkan faktor risiko diabetes, penyakit jantung dan masalah kesehatan kronis lainnya, kata Malik.
Mereka juga mengonsumsi lebih banyak kalori dari jumlah total yang seharusnya dikonsumsi, yang berkontribusi terhadap risiko obesitas serta peningkatan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung dan stroke.
Peningkatan risiko kanker yang terlihat karena konsumsi minuman manis adalah "kebanyakan didorong oleh makanan yang dapat menyebabkan kanker, termasuk kanker payudara dan pada tingkat yang lebih rendah, kanker usus besar," kata Malik.
Dalam studi ini, risiko terkait minuman dengan kadar gula tinggi mengalami kenaikan dengan konsumsi yang lebih banyak oleh laki-laki dan perempuan.
Minuman manis buatan dapat digunakan untuk mengganti minuman dengan kadar gula tinggi, tetapi konsumsi minuman manis buatan yang tinggi juga harus dicegah.
Peneliti menyebut, bagi konsumen berat minuman manis, mengganti satu minuman manis buatan per hari dianggap sama dengan mengurangi risiko kematian dini.
Padahal, perempuan yang minum empat atau lebih minuman manis buatan per hari, memiliki risiko kematian yang lebih tinggi daripada wanita lainnya dalam penelitian ini.
Data untuk analisis berasal dari 37.716 laki-laki dalam studi tindak lanjut profesional kesehatan dan 80.647 perempuan dalam studi kesehatan perawat.
Para peneliti memperhitungkan faktor makanan lain, aktivitas fisik dan obesitas, sehingga efek apapun yang diukur dapat dikaitkan secara independen dengan minuman yang dimaniskan dengan gula.
Selama 34 tahun masa tindak lanjut dalam studi keperawatan, 23.432 perempuan meninggal, termasuk 4.139 yang meinggal akibat masalah jantung dan 8.318 karena kanker.
Baca: Simak Daftar Kota Tujuan Mudik Gratis Kemenhub 2019
Selama 28 tahun dalam studi profesional kesehatan, 13.004 laki-laki meninggal: 3.757 karena masalah jantung dan 4.062 karena kanker.
Meski begitu, para penulis menekankan perlunya lebih banyak penelitian untuk memastikan hubungan antara minuman dengan pemanis buatan dan risiko kematian.
Ada kemungkinan juga bahwa hasil untuk peserta studi ini mungkin tidak mewakili apa yang akan terjadi untuk orang dewasa AS lainnya.
Meski begitu, hasil ini menambah bukti bahwa minuman manis seperti soda dan minuman berenergi lainnya berbahaya, kata Nicola McKeown, seorang peneliti di Sekolah Ilmu Gizi dan Kebijakan Friedman di Universitas Tufts yang tak terlibat dalam penelitian ini.
Orang yang mengonsumsi soda, minuman berenergi dan minuman manis lainnya setiap hari harus "menguranginya secara substansial," kata McKeown. "Minuman ini tidak memberikan manfaat kesehatan," tegasnya.