Pernyataan Sikap Ketua YPPA Tentang Perkembangan Gejala Stunting di Indonesia
alita pendek atau Stunting adalah sejenis karakteristik genetik yang berasal dari orangtua, namun faktorfaktor seperti nutrisi
Penulis: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Balita pendek atau Stunting adalah sejenis karakteristik genetik yang berasal dari orangtua, namun faktorfaktor seperti nutrisi ibu selama kehamilan, persalinan mereka, tekanan psikologis dan infeksi juga dianggap efektif dalam ketinggian anak.
Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis pada anak yang disebabkan oleh asupan gizi yang tak memadai dalam waktu cukup lama.
Ade Fitrie Kirana, artis yang juga aktif sebagai Ketua Umum Yayasan Perlindungan Perempuan dan Anak (YPPA) menegaskan pentingnya kebutuhan gizi bagi ibu dan anak untuk mengatasi stunting.
Hasil sebuah penelitian oleh para peneliti dari University of Copenhagen di Denmark telah menunjukkan
bahwa anak-anak yang mengalami stunting, terlepas dari jenis kelamin mereka, lebih rawan untuk
mengalami stroke ketika di usia tua mereka daripada teman-teman mereka.
Apa yang kita hadapi di Indonesia saat ini adalah minimnya pengetahuan masyarakat terhadap persoalan
Stunting. Sering kali gejala ini dianggap remeh dan tak penting oleh orangtua sedangkan Indonesia sedang
darurat stunting.
Berdasarkan pada Child stunting data visualizations dashboard – WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yang
dirilis pada tahun 2018, hampir satu pertiga anak balita Indonesia mengalami stunting. Indonesia pun
adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di dunia.
Mengingat situasi darurat stunting yang dihadapi oleh Indonesia, Yayasan Perlindungan Perempuan dan
Anak (YPPA) menyampaikan beberapa hal dan pandangan sebagai berikut :
- YPPA bangga dan menyambut pembahasan terkait Stunting menjadi salah satu topik pada saat
debat Cawapres 2019. Ini membuktikan keseriusan pada petinggi negeri ini untuk memberikan
porsi perhatian lebih kepada balita-balita Indonesia.
- YPPA meyakini bahwa penanganan gejala stunting dan strategi yang diterapkan menghadapi
persoalan ini harus didasarkan pada pendidikan, pelatihan dan kesadaran masyarakat. Ketika
pengetahuan masyarakat khususnya kaum wanita meningkat maka diharapkan sikap dan perikalu
dalam kehidupan sehari-hari juga ikut menuju perbaikan.
Perempuan-perempuan calon istri danibu harus mulai menjaga kesehatan gizi dan kesempurnaan asupan yang mereka konsumsi jauh sebelum masa kehamilan agar pada saat mereka hamil gizi yang baik disalurkan kepada anak dansetelah lahiran asih sebagai sumber gizi dan asupan sempurna dapat diberikan kapada anak.
- YPPA menyadari bahwa melawan stunting dan beragam kebutuhan gizi bagi ibu dan anak
merupakan tantangan negeri tercinta Indonesia dimana untuk mengatasi tantagan tersebut
dibutuhkan kerjasama dan usaha kolektif yang bersifat partisipatif dan kolaboratif dari berbagai
golongan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan khususnya Pemerintah, DPR, DPRD,
pelau usaha dan LSM.
- YPPA sebagai lembaga swadaya masyarakat yang bersifat sosial siap untuk berperan aktif untuk
membantu menciptakan perempuan-perempuan dan anak-anak Indonesia yang sehat. Dalam
kaitan ini YPPA sejak berdirinya telah memiliku program kerja yaitu Kesehatan Perempuan dan
anak serta Pemberdayaan Pendidikan dimana untuk menyukseskan program kerja kami siap
untuk berkolaborasi dengan beragam kementerian, DPR, DPRD, pelaku usaha dan beragam
golongan masyarakat Indonesia.
- YPPA pun mendukung kehadiran kaum-kaum perempuan pada posisi-posisi stragetis dan kursikursi pembuat keputusan yang akan memperbesar porsi perhatian dan penerapan kebijakan yang
lebih fokus kepada persoalan Perempuan dan Anak.