KPPS Meninggal Setelah Kelelahan Bertugas, Ini Penjelasan Medis Lelah dan Begadang Picu Kematian
Semarak pesta demokrasi di tanah air diwarnai kabar duka.Sejumlah Komisi Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dikabarkan meninggal
Penulis: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Semarak pesta demokrasi di tanah air diwarnai kabar duka. Beberapa Komisi Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dikabarkan meninggal saat maupun setelah menjalankan tugasnya.
Seperti yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 03 Desa Cipeundeuy, Bojong, Kabupaten Purwakarta.
Saat pemungutan suara di TPS itu, Rabu (17/4/2019), tiba-tiba saja Ketua KPPS-nya Deden Damanhuri (46), jatuh terkulai dan saat diboyong ke klinik kesehatan nyawanya tak tertolong, meninggal dunia.
Sebelum meninggal dunia, Deden Damanhuri sempat memanggil para pemilih untuk mencoblos di bilik suara.
Seorang warga setempat yang tidak ingin disebutkan namanya membenarkan Deden Damanhuri meninggal dunia di tengah tugasnya sebagai Ketua KPPS.
Dari Kalimantan Timur dikabarkan, anggota KPPS yang meninggal bernama Dany Faturrahman (41).
Danny bertugas di TPS 03, jalan Biawan, Gang Semangat (10), RT 7, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir, Kalimantan Timur.
Dari informasi yang dihimpun, petugas KPPS tersebut diketahui meninggal dunia, Kamis (18/4/2019) pagi tadi, setelah selesai menjalankan tugas di TPS.
Saat itu, korban tidak lagi bergerak.
Maupun bangun saat anak keduanya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) membangunkannya.
Bahkan, sebelum diketahui meninggal, korban sempat mengalami kejang.
"Anaknya yang SD bangunkan dia, tapi tidak bangun.
Anaknya itu membangunkan untuk minta diantarkan ke sekolah, setiap pagi kan memang dia yang antarkan anaknya," ucap Mulyadi (45), Linmas TPS 03, Kamis (18/4/2019).
"Meninggalnya di rumah, bukan di TPS," sambungnya.
Diduga, korban meninggal dunia akibat tekanan darah tinggi, selain karena kelelahan usai bertugas di TPS.
Hijrah (34) yang juga anggota KPPS TPS 03 menjelaskan, di TPS korban bertugas saat penghitungan surat suara.
"Dia jaga kotak dan perhitungan, saat bertugas fokus, dan agak tegang saya lihat," ucapnya.
Lanjut dia menjelaskan, petugas KPPS telah menyiapkan seluruh perlengkapan pemungutan suara sejak pukul 05.30 Wita, Rabu (17/4/2019), dan mulai pemungutan suara pukul 07.00 Wita.
Kabar serupa datang dari Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
KPPS bernama Jaenal (56) meninggal dunia setelah bertugas, Rabu (17/4/2019).
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai Guru SD tersebut jatuh pingsan saat melakukan pengecekan di TPS 09 di wilayahnya dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Milenia Kota Bogor.
Meski sempat menjalani penanganan intensif di ruang IGD, nyawa Jaenal tak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia pada pukul 14:30 WIB.
"Kurang tidur, maka pas pelaksanaan pemilihan kecapekan, maka pingsan sewaktu melaksanakan pengecekan di TPS tadi," ujar Kapolsek Cijeruk AKP Anak Agung Raka, seperti dilansir dari kompas.com.
Kejadian meninggalnya KPPS meninggal dunia saat pemungutan suara menunjukkan betapa bahayanya kelelahan.
Hanya saja, sering kali kelelahan tidak dianggap sebagai hal berbahaya dan kerap disepelekan. Kelelahan harus diperhatikan karena efeknya bisa membahayakan jiwa.
Ada beberapa penyebab kelelahan yang bisa Anda perhatikan.
Mengutip pejelasan dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, hal-hal yang bisa memicu kelelahan adalah gangguan tidur, kurang makanan bergizi, dehidrasi, gaya hidup kurang sehat, dan masalah psikologis.
Tubuh Anda akan memberikan sinyal jika ia sudah merasa terbebani secara fisik maupun mental.
“Tanda-tandanya bisa sulit konsentrasi, lebih sensitif, sulit tidur, dan sering sakit,” jelas dr. Theresia.
Kondisi kelelahan bisa terjadi pada siapa saja yang melakukan aktivitas berat dan terus menerus tanpa istirahat yang memadai.
Kegiatan Pemilu yang baru saja usai kemarin, juga rawan menyebabkan siapa saja yang terlibat dalam penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan itu mengalami kelelahan.
Meninggalnya dua orang ketua KPPS saat bertugas pada Pemilu, dapat menjadi pelajaran berharga bagi Anda.
Jika Anda memang sudah merasa kelelahan, lebih baik berhenti sejenak untuk istirahat. Jangan terlalu memaksakan diri karena efeknya bisa sangat membahayakan kesehatan Anda sendiri.
Ketika tubuh menunjukkan tanda-tanda kelelahan, beberapa cara di bawah ini dapat membantu mengembalikan vitalitas tubuh Anda:
Perbanyak konsumsi sayur dan buah
Perbanyak minum air putih
Hindari minuman beralkohol dan kafein
Jauhi rokok
Istirahat yang cukup
Hindari begadang
Jangan lupa sarapan
Konsumsi vitamin dan suplemen
Olahraga rutin
Bahaya Begadang Hingga Picu Kelelahan
Seperti halnya para petugas KPPS, banyak orang terpaksa lembur demi pekerjaan. Terkadang, mereka kerap kehilangan waktu tidur yang membuatnya merasa lelah dan kekurangan energi.
Untungya, riset baru menemukan solusi bagi mereka yang "gila kerja".
Disebutkan, praktik mindfulness dapat membantu orang mengisi kembali waktu tidur yang hilang.
Praktik mindfulness selama 10 menit sehari memiliki manfaat yang setara dengan tambahan tidur malam selama 44 menit.
Kerja Lembur Sebabkan Risiko Penyakit Berbahaya
Demikian kesimpulan riset yang diterbitkan dalam Journal of Business Venturing.
Charles Murnieks, sang pemimpin riset yang berasal dari Oregon State University mengatakan, tidur memang tak bisa digantikan dengan praktik mindfulness.
Setidaknya, kita bisa membantu memberi kompensasi dan sedikit pertolongan untuk mengatasi efek dari kurang tidur.
NHS mendefisisikan mindfulness sebagai praktik melatih fokus pada apa yang terjadi saat ini, meningkatkan kesadaran pikiran, dan perasaan kita sendiri.
Ini dapat dipraktikkan dalam beberapa cara, misalnya melalui media yoga dan meditasi.
Namun, kita juga bisa mempraktikannya dalam aktivitas sehari-hari.
Dalam riset ini, peneliti melakukan dua percobaan dengan peserta yang berprofesi sebagai pengusaha atau wiraswasta.
Riset pertama mencakup 105 pengusaha dari seluruh AS.
Peneliti menanyakan tingkat kelelahan, durasi tidur dan apakah mereka melakukan pratik mindfulness atau tidak.
Hasilnya, lebih dari 40 persen peserta bekerja selama 50 jam atau lebih setiap minggu. Rata-rata durasi tidur mereka juga kurang dari enam jam dalam semalam.
Periset menemukan, peserta yang tidur lebih banyak atau melakukan praktik mindfulness memiliki tingkat kelelahan yang rendah.
Pada percobaan kedua, peneliti merekrut 329 peserta. Peneliti juga mengajukan pertanyaan yang sama pada percobaan pertama.
Hasil tetap sama. Praktik mindfulness terbukti dapat mengurangi rasa lelah.
Namun, Murnieks mengatakan praktik mindfulness tetap memiliki keterbatasan.
"Jika kita merasa stres dan kurang tidur tidur, kita dapat mengimbangi dengan latihan mindfulness sampai titik tertentu," kata dia.
Di sisi lain, kata Murnieks, mindfulness hanya bisa mengurangi rasa lelah akibat kurang tidur. Jadi, saat kita cukup tidur manfaat ini tak akan terasa.
"Bagaimanapun, praktik ini dapat memberi bantuan pada saat-saat tertentu," tambahnya.
(Tribun Jabar/Tribun Kaltim/Kompas.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.