Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mitos atau Fakta, Micin Menurunkan Tingkat Kecerdasan? Ini Penjelasan Dokter!

Tentu kita sering mendengar pernyataan bahwa konsumsi Monosodium glutamat (MSG) atau micin dapat mengurangi tingkat kecerdasan. Mitos atau fakta?

Editor: Fitriana Andriyani
zoom-in Mitos atau Fakta, Micin Menurunkan Tingkat Kecerdasan? Ini Penjelasan Dokter!
Grid.ID
Tentu kita sering mendengar pernyataan bahwa konsumsi Monosodium glutamat (MSG) atau micin dapat mengurangi tingkat kecerdasan. Mitos atau fakta? 

TRIBUNNEWS.COM - Tentu kita sering mendengar pernyataan bahwa konsumsi Monosodium glutamat (MSG) atau micin dapat mengurangi tingkat kecerdasan seseorang.

Meski Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengategorikan MSG sebagai makanan yang aman, tidak ada yang benar-benar pasti di dunia sains.

Penelitian soal micin pun terus dilakukan untuk benar-benar memastikan keamanannya.

Penyedap rasa atau yang lebih akrab dengan sebutan micin memiliki kandungan monosodium glutamat yang terdiri dari air, natrium, dan glutamat.

Baca: 6 Manfaat Baik Konsumsi Pisang bagi Kesehatan Tubuh, Termasuk Mencegah Kanker Colon

Baca: Turunkan Berat Badan hingga Redakan Sakit Gigi, Berikut Khasiat Luar Biasa Buah Pepaya

Baca: Manfaat Tomat Buat Kesehatan, Menyehatkan Jantung dan Melindungi Tubuh dari Kanker

Glutamat yang juga terkandung dalam susu, keju, daging, ikan, dan beberapa sayuran adalah zat penting yang dapat mengubah rasa makanan jadi lebih nikmat.

Dalam artikelnya di laman hellosehat, dr Ivena menulis bahwa kandungan asam glutamat itu dapat membuat sel-sel saraf otak lebih aktif dan membuat makanan menjadi lebih lezat.

"Selama ini kebanyakan efek samping yang dilaporkan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG memang terjadi pada sistem saraf di otak. Karena itu, MSG secara tidak langsung bisa membuat seseorang jadi ‘lemot’," tulisnya seperti dilansir Minggu (12/11/2017).

Berita Rekomendasi

"Lemot" atau lemah otak adalah istilah yang dipilih dr Ivena untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif otak.

Fungsi kognitif otak antara lain berpikir logis, mengambil keputusan, merekam informasi ke dalam ingatan, menyelesaikan masalah, dan menjaga konsentrasi.

Mungkin akan timbul pertanyaan, apa hubungan penyedap rasa dengan kemampuan otak manusia? Dokter Ivena mengatakan, otak memiliki banyak saraf yang bertugas menerima berbagai macam rangsangan.

Baca: 5 Manfaat Mengonsumsi Buah Boh Meuria, Bisa Sembuhkan Diare hingga Melancarkan Peredaran Darah

Baca: 6 Manfaat Mengonsumsi Buah Duwet, Bisa Mencegah Kanker hingga Menurunkan Risiko Diabetes

Baca: Kadang Bikin Sakit Perut, Tapi Sambal Punya Manfaat Kesehatan

Saraf yang bertugas menerima rangsangan disebut reseptor yang jumlahnya ada di bagian hipotalamus otak.

"Nah, glutamat dalam penyedap rasa punya banyak reseptor yang ada di hipotalamus. Karena itu, efek kebanyakan glutamat di otak bisa membahayakan. Reseptor-reseptor dalam otak jadi terangsang secara berlebihan akibat kadar glutamat yang tinggi. Bila terus-terusan terjadi, alhasil aktivitas reseptor yang berlebihan malah bisa sebabkan kematian neuron," ujarnya.

Padahal, neuron yang merupakan sel-sel saraf berperan penting untuk menjalankan fungsi kognitif otak. Kematian neuron berarti fungsi kognitif otak turun dan menyebabkan seseorang menjadi lemot.

Tulisan yang datanya ditelaah dr Yusra Firdaus itu juga menyebutkan bahwa monosodium glutamat memiliki efek buruk lain bagi sistem saraf.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas