Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mencegah Pikun Saat Tua Bisa Dilakukan Sejak Masih Muda

Perubahan saat tua, selain fisik, ingatan bakal semakin memudar dan menghilang, untuk kemudian menjadi pikun.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Mencegah Pikun Saat Tua Bisa Dilakukan Sejak Masih Muda
Istimewa
Seorang model memperagakan kelupaan, pikun (penyakit dementia). 

TRIBUNNEWS.COM - Dengan semakin bertambahnya usia, tak dapat dipungkiri banyak hal yang berubah dari kita.

Yang paling jelas, selain fisik, ingatan bakal semakin memudar dan menghilang, untuk kemudian menjadi pikun.

Pikun rupanya bisa diatasi dan dihindari sedari dini dengan cara yang sederhana. 

Dilansir dari The Health Site, diketahui bahwa tidur dalam jumlah yang cukup setiap malam serta selalu ceria setiap hari dapat membantu ingatan tetap tajam bahkan setelah tua.

Baca: Tips Mencegah Gigi Berlubang dan Memulihkan Kerusakan Gigi

Baca: Pernah Menguap Berkali-kali Tapi Tidak Mengantuk? Bisa Jadi Anda Punya Masalah Kesehatan

Baca: Pikiran dan Hatinya Kalut di Penjara, Bagaimana Kriss Hatta Menghibur Dirinya?

Penelitian tersebut juga menyebutkan, kualitas tidur yang buruk dan perasaan depresi berhubungan dengan menurunnya ingatan seseorang terhadap masa lalu.

Hasil temuan ini dipublikasikan pada jurnal International Neuropsychological Society. Peneliti menemukan hubungan yang sangat kuat antara memori kerja terhadap tiga faktor yang berhubungan dengan kesehatan seperti tidur, usia, dan mood depresi.

Memori kerja merupakan bagian dari memori jangka singkat yang disimpan untuk sementara. Bagian ini juga mengatur informasi yang dibutuhkan untuk tugas kognitif seperti belajar, bernalar, dan memahami.

BERITA REKOMENDASI

Memori kerja memiliki hubungan penting pada banyak fungsi kognitif tingkat tinggi termasuk kecerdasan, pemecahan masalah secara kreatif, bahasa, dan perencanaan tindakan.

Hal ini memainkan peran penting pada bagaimana kita memproses, menggunakan, atau mengingat informasi.

Penelitian ini menemukan bahwa usia secara negatif berhubungan dengan aspek kualitatif dari memori kerja ini.

Hal ini berhubungan dengan seberapa kuat dan akuratnya memori seseorang.

Baca: Rayakan Lebaran, Lucinta Luna Sungkem dengan Calon Suami dan Foto Bareng Keluarga

"Penelitian lain telah menghubungkan setiap faktor ini secara terpisah terhadap fungsi memori kerja secara keseluruhan.

Hasil penelitian ini yang melihat bagaimana faktor ini dihubungkan dengan kualitas dan kuantitas memori, merupakan riset pertama mengenai hal ini," terang Weiwei Zhang, asisten profesor di University of California.

"Ketiga faktor ini saling berhubungan. Sebagai contoh, manula lebih cenderung mengalami mood negatif dibanding pada orang dewasa yang lebih muda. Kualitas tidur yang buruk ini sering dihubungkan dengan mood depresi," sambungnya.

Peneliti melakukan dua penelitian untuk menghasilkan temuan ini.

Pada penelitian pertama, mereka menggunakan 110 mahasiswa yang melaporkan kualitas tidur yang dimiliki, perasaan depresi, serta hubungan mandiri mereka terhadap pengukuran eksperimental memori kerja.

Pada penelitian kedua, peneliti menggunakan 31 peserta berusia 21 hingga 77 tahun. Peneliti memeriksa mengenai usia dan hubungannya terdapat memori kerja.

Ketiga faktor memori kerja ini berkontribusi terhadap memudarnya ingatan seseorang. Walau begitu, terdapat cara berbeda dan mungkin menghasilkan mekanisme yang mandiri pada otak.

Berita ini sebelumnya sudah dimuat di Gridhealth.Id dengan judul Tidur Cukup di Masa Muda Ternyata Mampu Mencegah Pikun di Hari Tua

Sumber: Grid.ID
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas