Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Operasi Penggumpalan Darah karena Sering Konsumsi Junk Food, Susan Sameh Sebaiknya Hindari Ini

Pada orang pernah mengalami pengentalan darah atau penggumpalan darah seperti Susan Sameh, disarankan untuk mengurangi asupan 7 makanan sehat

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Operasi Penggumpalan Darah karena Sering Konsumsi Junk Food,  Susan Sameh Sebaiknya Hindari Ini
TRIBUNNEWS.COM/BAYU INDRA PERMANA
Susan Sameh di kawasan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Senin (1/6/2019). 

Tingkat asupan vitamin K yang cukup untuk pria dewasa adalah 120 mcg (mikrogram), sedangkan untuk wanita dewasa adalah 90 mcg.

Perlu diketahui, vitamin K yang tinggi dapat memengaruhi penggumpalan darah yang membuat wafarin kurang efektif.

Melansir Mayo Clinic, wafarin adalah obat pengencer darah yang membantu mengobati dan mencegah pembekuan darah.

Mengonsumsi seporsi bayam sekali atau dua kali dalam sehari baik untuk otak dan mencegah penurunan kemampuan kognitif.
Mengonsumsi seporsi bayam sekali atau dua kali dalam sehari baik untuk otak dan mencegah penurunan kemampuan kognitif. (disehat.com)

2. Bayam

Kadar vitamin K yang tinggi umumnya ditemui pada berbagai sayuran hijau, salah satunya bayam.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Food & Nutrition Research menyebutkan bahwa bayam yang kaya vitamin K ini dapat meningkatkan risiko deep vein thrombosis (DVT) dan menimbulkan risiko pengentalan darah kembali pada seseorang yang telah melakukan pengobatan penggumpalan darah.

Asep Yusuf Pudin (41) bersama pekerja mengemas tempe ke dalam plastik di rumah produksi tempe HB Putra Cibuntu, Gang Aki Padma, Jalan Terusan Suryani,  Kecamatan Babakan Ciparay,  Kota Bandung, Selasa (3/4/2018). Kementrian pertanian menargetkan pada 2020 Indonesia tidak akan mengimpor kedelai lagi dan akan terus mendorong swasembada pangan, salah satunya adalah komoditas kedelai. Saat ini, kebutuhan kedelai nasional sekitar 2,7 juta ton per tahun, sedangkan produksi kedelai lokal masih sekitar 700.000 ton. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Asep Yusuf Pudin (41) bersama pekerja mengemas tempe ke dalam plastik di rumah produksi tempe HB Putra Cibuntu, Gang Aki Padma, Jalan Terusan Suryani, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Selasa (3/4/2018). Kementrian pertanian menargetkan pada 2020 Indonesia tidak akan mengimpor kedelai lagi dan akan terus mendorong swasembada pangan, salah satunya adalah komoditas kedelai. Saat ini, kebutuhan kedelai nasional sekitar 2,7 juta ton per tahun, sedangkan produksi kedelai lokal masih sekitar 700.000 ton. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

3. Kedelai

BERITA REKOMENDASI

Lagi-lagi, walau terlihat enak dan menyehatkan rupanya kedelai juga dapat memengaruhi penggumpalan darah.

Menurut American Heart Association, protein kedelai kaya isoflavon dan isoflavon dapat atau berpengaruh pada pembekuan darah.

4. Selada

Melansir laman University of Texas Southwestern Medical Center, sayuran hijau seperti selada yang kaya akan vitamin K ini dapat mengganggu pengobatan ini.

Lobak hitam
Lobak hitam (net/nakita)

5. Lobak


Sayuran yang sering kita jumpai ini juga rupanya dapat membuat pengobatan penggumpalan darah ini kurang bekerja secara maksimal.

Bahkan beberapa penelitian menyarankan bahwa seorang yang sedang mengonsumsi obat-obat pengencer darah, tidak disarankan mengonsumsi sayur lobak.

Parlina Natalia (39), memanen selada merah dan pakcoi di kebun Komunitas Griya Hijau Hidroponik, di Taman Tongkeng, Jalan Tongkeng, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Selasa (12/3/2019). Di kebun hidroponik ini, ditanam bermacam sayuran selada dan non selada, diantaranya selada hijau dan merah, selada keriting, pakcoi, sawi/sosin, bayam merah dan hijau, serta kanggung. Sayuran bebas pestisida kimia tersebut rutin dipanen setiap dua dan tiga minggu sekali setelah naik tanam, hasilnya panennya dijual dengan harga di atas harga pasar dan di bawah harga supermarket, selada Rp 30 ribu per kg dan non selada Rp 25 ribu per kg. (TRUBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Parlina Natalia (39), memanen selada merah dan pakcoi di kebun Komunitas Griya Hijau Hidroponik, di Taman Tongkeng, Jalan Tongkeng, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Selasa (12/3/2019). Di kebun hidroponik ini, ditanam bermacam sayuran selada dan non selada, diantaranya selada hijau dan merah, selada keriting, pakcoi, sawi/sosin, bayam merah dan hijau, serta kanggung. Sayuran bebas pestisida kimia tersebut rutin dipanen setiap dua dan tiga minggu sekali setelah naik tanam, hasilnya panennya dijual dengan harga di atas harga pasar dan di bawah harga supermarket, selada Rp 30 ribu per kg dan non selada Rp 25 ribu per kg. (TRUBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRUBUN JABAR /GANI KURNIAWAN)
Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas