Kebiasaan Berbohong Sulit Dihentikan? Hati-hati Beban Emosional dan Fisik Gerogoti Kesehatan Anda
Kebiasaan berbohong dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, kecanduan judi, dan juga risiko kanker serta obesitas.
Editor: Willem Jonata
Tak ayal kabar ini pun membuat publik justru ramai-ramai kembali mencibir Barbie Kumalasari dan Galih Ginanjar yang dituding sebagai pasangan tukang bohong.
Mengapa mereka suka sekali bohong? Memang sih, hampir setiap orang pernah berkata bohong ataupun dibohongi.
Namun apabila kebiasaan berbohong ini sulit dihentikan, atau sudah menjadi bagian dari ciri kepribadian seseorang, maka sering berbohong ini merupakan salah satu ciri gangguan psikologis.
Ada beragam alasan seseorang berbohong, mulai dari menghindari perasaan tidak enak, merasa lebih dihargai, ataupun membuat orang lain merasa kagum.
Ada pula jenis bohong yang sering kali disebut sebagai bohong untuk kebaikan (white lies). Secara umum, semua jenis kebohongan memiliki konsekuensi yang tidak baik.
Secara medis, ada beberapa hal yang diduga berperan dalam menyebabkan kenapa seseorang menjadi sering berbohong, seperti kelainan pada otak karena cedera fisik atau kelainan bawaan lahir.
Secara psikologis, sering berbohong dapat menjadi salah satu penanda adanya gangguan mental seperti gangguan kepribadian dan gangguan obsesif.
Peneliti menghubungkan, kebiasaan berbohong dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, kecanduan judi, dan juga risiko kanker serta obesitas.
Selain itu, berbohong juga dapat menurunkan kualitas hubungan interpersonal dan kepuasan kerja.
Bagaimana hal itu terjadi? Hal ini disebabkan meningkatnya stres pada seseorang saat berbohong.
Ada beban emosional dan fisik yang dirasakan seorang pembohong. Apalagi, berbohong sering kali harus diikuti dengan kebohongan berikutnya.
Baca: Bagaimana Posisi yang Tepat dan Nyaman untuk Menyusui Bayi Baru Lahir?
Sebuah studi lain menguatkan hal tersebut. Disebutkan bahwa seseorang yang berusaha berkata jujur, memiliki hubungan yang lebih baik dan makin sedikit mengalami gangguan kesehatan.
Rupanya, perbaikan dalam hubungan dapat meningkatkan kondisi kesehatan.
Bagi pasangan yang sudah menikah, hati-hati berbohong di depan anak karena ketika anak mendengar orang tua berbohong, maka ia akan menganggap hal itu diperbolehkan.