Idap Kanker Otak, Agung Hercules Terbantu BPJS
Agung Hercules buka suara perihal penyakit kanker otak yang telah menggerogoti tubuhnya melalui kanal YouTube Agung Hercules TV.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Agung Hercules buka suara perihal penyakit kanker otak yang telah menggerogoti tubuhnya melalui kanal YouTube Agung Hercules TV.
Ia didampingi sang istri, Mira Rahayu, saat menceritakan perkembangan kesehatan Agung terlihat mulai mengalami kemajuan.
Bahkan Agung Hercules pun berusaha mencoba menerangkan kondisinya walau cukup terbata-bata.
Hal ini mungkin diakibatkan karena efek kemoterapi yang sudah dijalaninya.
Namun hal ini tak menyurutkan langkah Agung untuk terlihat tetap sehat.
Baca: Remaja Minta Kekasih Disetubuhi Teman Main di Gubuk Kosong, Motifnya Ingin Berbagi Kepuasaan
Baca: Ikut Diperiksa Terkait Ikan Asin, Mungkinkah Barbie Kumalasari Jadi Tersangka?
Selain menjelaskan perihal penyakit kanker jenis glioblastoma, Teh Mira, sapaan akrab istri Agung pun mengungkapkan pembiayaan yang sudah dihabiskan selama pengobatan suaminya.
Tak sedikit pula pertanyaan yang muncul mengenai biaya pengobatan dan apa yang telah dilakukan keluarga untuk menutupi kebutuhan dan keperluan ketika Agung Hercules selama dirinya sakit.
Mendengar pertanyaan ini, Teh Mira cukup berat untuk menjawabnya.
"Berat banget untuk ngomongin ini. Hmm, agak-agak urusan dalam negeri," jawab Teh Mira sambil sedikit bercanda, pada Senin (15/7/2019).
Namun Teh Mira tetap menjelaskannya sedikit demi sedikit.
"Cuma mungkin tidak terlepas dari dukungan keluarga pasti. Pengertian dari anak-anak, keluarga, sahabat-sahabat, dan teman-teman yang dari awal banyak membantu, banyak support walaupun ya detilnya Insya Allah ada waktunya untuk berbicara."
"Tapi, untuk kecil-kecilnya ya memang, alhamdulillah ya kita masih punya usaha di Bandung,"terangnya.
Baca: Beredar Daftar Kabinet Baru, Golkar Minta Publik Tak Anggap Serius
Mira pun menambahkan bahwa keluarga sempat menggunakan uang hasil kerja keras selama ini demi pengobatan Agung Hercules.
"Itu yang bismillah tetap dikasih berkah sama Allah. Alhamdulillah, ditambah ya mungkin hasil dari selama ini, mau enggak mau dipakai sedikit-sedikit," ujarnya.
Akan tetapi, pihak keluarga bersyukur atas adanya bantuan dari pemerintah.
"Tapi untuk pengobatan ya saya ingin menggarisbawahi di sini, berterima kasih banget dengan program dari pemerintah."
"Tadinya kita hanya mendukung sebagai masyarakat yang menjalankan program pemerintah, alhamdulillah ada berkahnya bisa kepake sama kita. Bantuan pemerintah yang berbentuk BPJS ya," tambahnya.
Walau desas-desus obat kanker di Indonesia sempat dicabut oleh pemerintah, namun pembiayaan pengobatan kanker masih mendapatkan bantuan dari BPJS Kesehatan.
Seperti yang sempat diberitakan sebelumnya, ada 2 obat kanker yang dihapus penggunannya.
Dua obat itu adalah cetuksimab dan bevacizumab.
Namun menurut seorang dokter ahli bedah digestif, Dr. A Hamid Rochanan, SpB-KBD yang ditemui GridHealth.id, Senin (15/7) lalu, menyatakan bahwa kedua obat itu dihapus untuk pengobatan kanker kolorektal atau kanker usus.
Namun untuk pengobatan kanker lain tidak ada jenis obat yang dihapus, bahkan pembiayaan pengobatan kanker masih mendapat jaminan.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, penyakit kanker adalah salah satu jenis penyakit katastropik atau yang memerlukan biaya besar untuk penyembuhan.
Bahkan kanker meduduki peringkat ketiga penyakit yang menghabiskan biaya pengobatan, setelah penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Kepala Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi mengungkapkan, pengobatan kanker dibiayai BPJS Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).
Standar pengobatan untuk kanker ditanggung oleh BPJS, seperti kemoterapi dan radioterapi.
"Kalau ada tambahan pengobatan di luar itu ditanya dulu apakah ada dalam Permenkes, kalau memang sangat dibutuhkan harusnya bisa diajukan," kata Irfan, mengutip dari Kompas.com.
Bagi pasien kanker yang sudah menjadi peserta BPJS dapat menjalani pengobatan di rumah sakit rujukan.
Misalnya, pasien dari daerah bisa berobat di Jakarta dengan mendapat surat rujukan dari rumah sakit setempat.
"Pusat rujukan bukan hanya di Jakarta. Jadi enggak harus ke Jakarta, selama di daerah ada RS swasta ataupun pusat yang bisa menangani," tandasnya.
Sepertinya bantuan dari pemerintah ini sangat membantu biaya pengobatan penyakit katastropik seperti yang diderita Agung Hercules.
Berita ini sudah tayang di Gridhealth.Id dengan judul Agung Hercules Bersyukur Biaya Pengobatannya Ditanggung Pemerintah, Tapi Sempat Menguras Hasil Kerja Keras Selama Ini