Pemeriksaan Dini Sangat Penting untuk Penyembuhan Pasien Kanker
Banyak penderita kanker memeriksakan kondisi tubuhnya saat sudah berada di stadium tinggi. Padahal penyembuhannya butuh waktu dan penanganan intensif.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Banyak penderita kanker memeriksakan kondisi tubuhnya saat sudah berada di stadium tinggi.
Padahal penyembuhan penyakit kanker membutuhkan waktu dan penanganan intensif. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemeriksaan sejak dini.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pusat, Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, menilai kebiasaan mendiamkan gejala-gejala yang diberikan tubuh membuat penanganan pasien kanker lamban.
Maka, pemeriksaan dini merupakan langkah paling tepat untuk memperlambat penyebaran penyakit dalam tubuh.
Baca: Arswendo Atmowiloto Meninggal karena Kanker Prostat, Kenali Gejala, Pemicu dan Menu Pencegahan
Baca: Serangan Stroke Ternyata Dapat Diprediksi
Baca: Apa Saja Olahraga yang Pantang dan Dianjurkan Bagi Penderita Diabetes?
“Badan ngeluh kadang suka enggak didengar, batuk yang enggak sembuh-sembuh didiamkan padahal solusinya deteksi, pemeriksaan, kayak ronsen dadalah sekali setahun dan peka kalau tubuh ada apa-apa,” ungkap Prof. Aru Sudoyo saat ditemui di acara Rapat Koordinasi Nasional YKI 2019 di Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2019).
Kemudian jumlah peningkatan penderita kanker juga disebabkan gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti kurang olahraga, dan mengonsumsi makanan atau minuman pemicu kanker karena adanya bahan-bahan kimia pada makanan kekinian.
“Kayak dulu kanker usus besar 20 tahun lalu enggak kedengeran. Tapi karena gaya hidup tadi, bahan pemicu kanker kita makan, makanya kanker usus besar naik jumlahnya,” kata Prof. Aru.
Penyakit kanker yang terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal pada tubuh juga bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit seperti diabetes, ataupun hipertensi.
Mengacu pada dara Globocan tahun 2018 terdapat 18,1 kuta kasus baru dengan angka kemarian sebesar 9,6 juta kematian atau setara dengan 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker.
Sementara di Indonesia sebanyak 136,2 per 100.000 penduduk mengalami kanker dengan kejadian tertinggi untuk laki-laki adalah kanker paru dan kanker hati, dan untuk perempuan kanker payudara dan kanker leher rahim.