Lima Strategi Pemerintah Turunkan Angka Stunting
Strategi ini disusun melalui proses penilaian dan diagnosis yang komperhensif, hingga menetukan prioritas kegiatan yang dilakukan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pemerintah akan memeperkuat koordinasi dan konsolidasi program dan kegiatanpusat, daerah, dan desa.
Konvergensi merupakan pendekatan penyampaian intervensiyang dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-samauntuk mencegah stunting kepada sasaran prioritas.
Kunci keberhasilan strategi ketiga ini adalah penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan,dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antartingkat pemerintahan dan masyarakat.
Kemudian pada pilar keempat, strategi percepatan dan pencegahan angka stunting adalah Ketahanan Pangan dan Gizi.
Pemerintah dalam hal ini akan meningkatkan akses masyarakat terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan pangan.
Pemerintah akan mendorong penguatan kebijakan pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan masyarakat, mencakup pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, pemberian bantuan pangan dan makanan tambahan, investasi dan inovasi pengembanganproduk, dan keamanan pangan sejalandengan amanat Undang-UndangNo.36/2009tentangKesehatandanUndang-Undang No.18/2012 tentang Pangan.
Strategi yang kelima adalah Pemantauan dan Evaluasi. Pemantauan dan evaluasi adalah upaya untuk memastikan bahwa apa yang sedang dijalankan benar-benar berjalan sesuai apa yang telah direncanakan.
Pemerintah akan memastikan pemberian layanan yang bermutu bagi masyarakat, dan peningkatan akuntabilitas pelaksanaan program.
Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai koordinator kampanye nasional, pihaknya telah melakukan kampanye menggunakan berbagai media, TV, radio, media cetak, online, medsos sampai pertunjukan rakyat dan forum. Program unggulan yang sedang dijalankan adalah Genbest 2019.
Kasubdit Informasi dan Komunikasi Kesehatan Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia Kemenkominfo, Marroli J. Indarto, menjelaskan Genbest 2019 adalah salah satu kampanye nasional yang melibatkan generasi millennial untuk perduli terhadap penanggulangan Stunting di lingkungan sekitar.
“Saat ini masih banyak remaja yang tidak memperhatikan kebutuhan gizinya. Pola konsumsi gizi pada remaja saat ini rata-rata kurang terarah. Banyak remaja putri yang menjalani diet tidak sehat karena terobsesi memiliki tubuh langsing, sehingga mereka lupa mengonsumsi gizi yang seimbang”, kata Kasubdit Informasi dan Komunikasi Kesehatan Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia Kemenkominfo, Marroli J. Indarto di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selasa (27/8/2019).
Marroli mengungkapkan pencegahan stunting salah satunya dengan cara menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang kompeten untuk menghadapi bonus demografi tahun 2030.
Menurutnyat Tahun itu diperkirakan 68 persen penyangga ekonomi Indonesia adalah usia produktif yang lahir saat ini.
“Generasi saat ini harus diberikan pengetahun yang cukup tentang cara hidup sehat, karena mereka akan menjadi penyangga ekonomi Indonesia saat puncak bonus demografi tiba,” tambahnya.