Dini.id Bantu Orangtua Tangani Anak dengan Speech Delay
Menyebutkan kata seperti ‘mama’ dan ‘papa’ saja haruslah sudah bisa dilakukan sang anak bahkan sebelum menginjak 12 bulan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Speech Delay Masih Dianggap Biasa
Sebegitu bahayanya speech delay bila dibiarkan begitu saja namun masyarakat masih saja menganggapnya hal biasa. Hal ini pun menjadi diungkapkan oleh dr. Anggia.
“Mereka (orangtua) beranggapan bahwa, 'oh nanti anak muncul bicaranya belakangan, nanti dia geraknya dulu, loncatnya dulu. Ini mah hal biasa kok'. Tapi ternyata sebagai dokter, tolak ukur perkembangan bicara dan berbahasa itu adalah sebagai tolak ukur perkembangan kognitif anak yang nantinya akan berpengaruh juga pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya,” jelas dr. Anggia.
Masih menurut dr. Anggia, intervensi sejak dini amatlah penting agar anak bisa mengejar ketertinggalannya. Stimulasi yang tepat akan membantu speech delay perlahan-lahan menghilang.
Sementara itu, Dr. dr. Dwidjo Saputro SpKJ (K) dari Dini.id menuturkan, ada banyak hal yang harus diluruskan di masyarakat kita tentang speech delay.
Dalam satu kesempatan dia menjelaskan, speech delay bukanlah penyakit atau pun gangguan.
“Pertama yang harus dipahami oleh masyarakat adalah bahwa speech delay bukanlah istilah untuk gangguan atau lebih spesifik penyakit. Speech delay itu semua kondisi dimana anak itu lambat bicara. Ada kondisi seharusnya sudah bicara, tapi belum,” jelasnya.
Kemudian, tutur dr. Dwidjo, bagi anak yang sudah mampu berbicara pun masih ada tahapannya.
Setiap tahapan atau rentang umur tertentu pasti sudah terlihat cara komunikasi atau bahasa serta jumlah kosakata dari anak. Bila hal itu tidak berjalan sebagaimana mestinya, jelas dr. Dwidjo, berarti anak mengalami speech delay.
Berbicara merupakan salah satu skill yang harus dimiliki setiap anak. dr. Dwidjo saat ditemui di satu kesempatan pun menuturkan bahwa bicara adalah media agar anak bisa belajar.
“Prinsipnya, anak gagal belajar itu gagal kehidupan. Saya selalu ingat, jika membiarkan anak lambat bicara sama saja membiarkan anak itu gagal kehidupan, “ tuturnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa komunikasi penting di kehidupan ini. Semua hal saling terkait, dimana belajar harus menangkap bahasa, menangkap maknanya, mengingat, dan itulah asal-usul dari kemampuan bicara dan berbahasa secara umum.
Deteksi Sedari Dini
Saat anak sudah menunjukan ciri seperti tak bisa mengucapkan kata-kata sederhana seperti anak lainnya, dr. Anggia merekomendasikan agar orang tua mendeteksinya sedari dini agar bisa dilakukan stimulasi yang tepat.