Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Bayi Kartika Putri Dilarikan ke Rumah Sakit karena Sakit Kuning, Benarkah karena Kurang Dijemur?

Rasa panik dirasakan selebriti Kartika Putri panik, lantaran buah hati pertamanya yakni Khalisa Aghnia Bahira sakit kuning.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Bayi Kartika Putri Dilarikan ke Rumah Sakit karena Sakit Kuning, Benarkah karena Kurang Dijemur?
Instagram/kartikaputriworld
Kartika Putri bersama dan anak pertamanya, Khalisa Aghnia Bahira 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rasa panik dirasakan selebriti Kartika Putri panik, lantaran buah hati pertamanya yakni Khalisa Aghnia Bahira sakit kuning.

Buah hatinya dengan Habib Usman ini harus dilarikan ke rumah sakit, Sabtu (26/10/2019) malam.

Bayi berusia 10 hari itu harus dirawat karena kelebihan bilirubin, atau sakit kuning.

“(Bilirubin) normalnya 12 maksimal, tapi ini 17,” kata Kartika saat jumpa pers di Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2019).

Tangis Kartika Putri pecah, saat jumpa pers terkait kondisi buah hatinya.

Bilirubin yaitu pigmen berwarna kuning pada sel darah merah

Seorang anak bernama Rayyan Nafiz Herdianto berumur 7 hari sedang menjalani perawatan sakit kuning di Rumah Sakit St. Elisabeth Kota Semarang, Selasa (24/03).  
Nama Orang Tua : Dewi Wahyuni  (35) / Pekanbaru. (Tribun Jateng/Herman Handoko)
Seorang anak bernama Rayyan Nafiz Herdianto berumur 7 hari sedang menjalani perawatan sakit kuning di Rumah Sakit St. Elisabeth Kota Semarang, Selasa (24/03). Nama Orang Tua : Dewi Wahyuni (35) / Pekanbaru. (Tribun Jateng/Herman Handoko) (Tribun Jateng/Tribun Jateng/Herman Handoko)

Menurut Kartika, karena bilirubinnya tinggi inilah anaknya harus diinkubator.

BERITA TERKAIT

“Khalisa sakit kuning, harus di inkubator selama 48 jam, doain ajaa yah biar sehat walafiah...,” kata suami Kartika, Habib.

Kini Khalisa tengah berada di Rumah Sakit Brawijaya. Kartika sempat panik dan tak kuasa menahan tangis, melihat keadaan anaknya.

Terlebih, saat sang buah hati harus diambil darahnya oleh tim media.

“Panik mba sampe nangis karena nggak tega ngeliatnya,” kata Habib Usman.

Sebelumnya, Kartika melahirkan
Khalisa Aghnia Bahira pada 18 Oktober 2019 lalu. Ia melahirkan di kediamannya.

Banyak yang beropini, jika bayi Kartika yang baru berusia 10 hari itu jarang dijemur pada pagi hari.

Benarkah penyebab tingginya bilirubin Khalisa ini karena Kartika Putri kurang menjemur sang bayi?

Kartika merasa ia sudah melakukan yang terbaik untuk buah hatinya, Khalisa Aghnia Bahira.

“Padahal i do my best, semuanya udah gak tidur, ikutan kalau Khali berjemur kan sambil disusuin gitu, pasti ikut berjemur juga,” tambahnya.

Seorang anak bernama Rayyan Nafiz Herdianto berumur 7 hari sedang menjalani perawatan sakit kuning di Rumah Sakit St. Elisabeth Kota Semarang, Selasa (24/03).  
Nama Orang Tua : Dewi Wahyuni  (35) / Pekanbaru. (Tribun Jateng/Herman Handoko)
Seorang anak bernama Rayyan Nafiz Herdianto berumur 7 hari sedang menjalani perawatan sakit kuning di Rumah Sakit St. Elisabeth Kota Semarang, Selasa (24/03). Nama Orang Tua : Dewi Wahyuni (35) / Pekanbaru. (Tribun Jateng/Herman Handoko) (Tribun Jateng/Tribun Jateng/Herman Handoko)

Mengenal Penyakit Kuning Pada Bayi Baru Lahir
Jaundice atau ikterus atau penyakit kuning sering dialami oleh bayi baru lahir, yang mana ditandai dengan perubahan warna pada kulit dan mata bayi yang menjadi kuning.

Penyakit kuning pada bayi baru lahir terdapat dua macam, yaitu direct tinggi dan indirect tinggi, serta jika keduanya digabungkan menjadi total.

Hampir sebagian besar bayi baru lahir mengalami penyakit kuning, karena mereka memiliki kadar bilirubin yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.

"Kuning itu pemecahan dari sel darah merah, dan sel darah merah waktu bayi di dalam perut itu berganti dengan sela darah merah baru. Hasil pemecahannya itu bilirubin. Bilirubin ini yang tinggi kadarnya akan menyebabkan bayi kuning," ujar dr. Marissa T.S Pudjiadi, Sp.A.

Selain karena memang kadar bilirubin yang tinggi, penyebab umum bayi baru lahir kuning yaitu karena kekurangan cairan.

"Kalau kuning yang umum-umum saja, itu kan indirect nya tinggi. Biasanya salah satunya penyebab yang paling sering yaitu bayi kurang minum (ASI)," jelas Marissa.

Ketika bayi baru lahir kurang minum atau mendapatkan ASI, maka pemecahan sel darah merah bisa lebih banyak, sehingga berpengaruh pada bilirubin yang lebih tinggi.

Penyakit kuning pun dikenal menjadi dua macam, yaitu ikterik fisiologis atau normal dan ikterik patologis atau tidak normal.

Untuk ikterik fisiologis, jika masih dalam batas kurva yang normal maka tidak akan mengganggu kesehatan secara serius, karena nantinya pun penyakit kuning ini akan hilang dengan sendirinya.

Sedangkan untuk ikterik patologis, terbagi lagi menjadi dua yaitu kolestasis dan non-kolestasis.

Untuk yang kolestasis, biasanya disebabkan oleh bawaan gangguan anatomis hati atau kelenjar empedu yang tersebut, dan sebagainya.

"Atau ada infeksi seperti TORCH, ISK, hepatitis neonatal, itu semua bisa bikin bayi baru lahir menjadi kuning," ucap Marissa saat ditemui di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan.

Untuk non-kolestasis, umumnya disebabkan oleh inkompatibilitas golongan darah, breast milk jaundice, breast feeding jaundice.

"Kalau yang satu lagi, bisanya disebabkan oleh inkompatibilitas A B O, atau darah ibu dan bayinya berbeda. Jadi dia bercampur dan banyak yang pecah darahnya. Ada lagi yang kita sebut sebagai breastmilk jandice," jelas Marissa.

"Breastmilk jaundice yaitu karena ada sesuatu zat dalam ASI yang menyebabkan bayinya kuning, nanti anaknya terlihat lebih kuning," lanjutnya menjelaskan.

Penyakit kuning pada bayi baru lahir ini biasanya menyerang di hari ketiga setelah bayi dilahirkan, dan ketika sampai hari ke 10 setelah dilahirkan, kuning itu akan hilang.

Berapa Lama Perlu Dirawat?
Akan tetapi berbeda dengan bayi prematur, penyakit kuning akan berlangsung selama dua minggu atau sekitar 14 hingga 15 hari.

Hal yang harus Moms ketahui yaitu penyakit kuning paling lama bertahan hingga satu bulan, atau bisa juga dua bulan, tapi tidak kuning sepenuhnya.

Tak hanya itu, Moms juga harus memantau batas kurva penyakit kuning, yang mana batas tertinggi yaitu 15 miligram per desiliter.

"Tapi dari IDAI disarankan kalau sudah 12 itu sudah disinar, karena takutnya setelah 12 dia itu berlanjut terus. Jadi jika hari ke 3 sudah 12, maka harus disinar," saran Marissa.

Namun, beberapa pasien pun ada yang hingga mencapai kurva di atas 25-30, biasanya dikarenakan pencampuran darah A B O yang terlalu hebat, yang mana kondisi ini jika tidak segera diatasi bisa membuat bayi cacat permanen.

"Itu anaknya kejang-kejang, karena bilirubin indirect bisa menembus sel darah otak. Kalau gitu bisa membuat cacat permanen. Soalnya pernah ada pasien yang kurvanya mencapai angka sekian, tapi kita berusaha untuk tidak sampai cacat permanen," ucap Marissa kepada Nakita.id.

Penyembuhan kuning pada bayi baru lahir sangatlah mudah, yaitu dengan menjemur bayi di bawah sinar matahari selama 30 menit hingga 1 jam.

"Kemungkinannya besar untuk menyembuhkan kuning dengan sinar matahari. Selain menjemur di bawah sinar matahari, bisa juga pakai terapi blue light yang memang hampir sama dengan matahari, bukan UV. Tapi blue light memang bisa dilakukan selama 12 jam," ujar Marissa.

Marissa melanjutkan, apabila bayi mengalami kuning akibat kekurangan asupan ASI, maka penyembuhannya yaitu dengan rutin berikan ASI pada bayi.

Baca : Hari Ini 28 Oktober, Ucapan Selamat Hari Sumpah Pemuda dalam Bahasa Inggris, Share & Status Medsos

Baca : Kabar Buruk Santri yang 3 Tahun Lalu 'Ramal' Prabowo Jadi Menteri Jokowi, Begini Nasibnya Sekarang

Tanda-tandanya
Tanda kuning pada tubuh bayi biasanya dimulai dari bagian kepala, kemudian ke wajah, badan dan perut lalu ke kaki bayi.

Sedangkan ketika kuning mulai menghilang, diawali dari bagian kaki, lalu ke perut, dada, dan ke kepala.

Nah maka dari itu Moms, jika bayi baru lahir sudah menunjukan kuning di badannya, segera cari tahu penyebabnya dan atasi dengan rajin menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi.

Sebab bila tidak segera diatasi, penyakit kuning khususnya kolestasis gangguan anatomis ini dampaknya bisa mengganggu tumbuh kembang Si Kecil, hingga bisa membuat kerusakan hati.

(Nakita/Tribunnews.com/Nurul Hanna

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas