Pentingnya Teknologi Terbaru Atasi Kasus Penyakit Jantung yang Kian Kompleks
Dokter membutuhkan teknologi terbaru untuk mengatasi kasus penyakit jantung yang kompleks dan meningkatkan hasil klinis yang lebih baik
Editor: Eko Sutriyanto
![Pentingnya Teknologi Terbaru Atasi Kasus Penyakit Jantung yang Kian Kompleks](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/cek-kesehatan-minimal-enam-bulan-sekali-untuk-hindari-penyakit-jantung.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meningkatnya jumlah kasus penyakit jantung yang terus meningkat di Indonesia dapat dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko vaskular yang sebenarnya dapat dicegah.
Misalnya perubahan kebiasaan makan, peningkatan obesitas, dan konsumsi tembakau.
Selain itu, dalam penanganan pasien, dokter juga semakin membutuhkan teknologi terbaru untuk mengatasi kasus penyakit jantung yang kompleks dan meningkatkan hasil klinis yang lebih baik.
Salah satu teknologi yang dibutuhkan oleh dokter untuk menangani kasus kompleks adalah cath lab yang dapat menfasilitasi tindakan kateterisasi jantung hingga revaskularisasi.
dr. Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K), Kardiolog Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta mengatakan, teknologi cath lab dapat membantu dokter mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendiagnosis dan memungkinkan dokter untuk memberikan pasien sejumlah pilihan perawatan dengan segera untuk menangani kasus yang kompleks dan mengancam jiwa.
Baca: Mal Pelayanan Publik Memakai Sistem IT, Langkah Wujudkan Smart Governance
dr. Siska menjelaskan, kateterisasi jantung adalah prosedur medis yang dilakukan oleh ahli jantung untuk mengevaluasi fungsi jantung dan mendiagnosis kondisi kardiovaskular.
Selama kateterisasi jantung, selang sempit panjang atau kateter dimasukkan ke dalam pembuluh darah pada lipat paha, leher, atau lengan.
Setelah kateter terpasang di jantung pasien, dokter dapat melakukan tes diagnostik, melihat kondisi pasien secara real-time, dan merencanakan jalannya perawatan dengan lebih cepat.
Berdasarkan data Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta, pasien serangan jantung akut yang menjalani tindakan revaskularisasi memiliki potensi pemulihan yang jauh lebih baik.
Pengamatan di RS Harapan Kita selama 2018-2019 menunjukkan angka kematian pasien serangan jantung akut yang menjalani revaskularisasi adalah 7.4% dibandingkan 15.3% pada pasien yang tidak menjalani revaskularisasi.
Sebagian besar tindakan yang dikerjakan adalah tindakan PCI yakni pemasangan cincin/stent di cath lab.
Baca: Opini: Peran Teknologi pada Pemasaran Digital
Ini berarti tindakan revakularisasi yang dikerjakan dengan menggunakan teknologi cath lab dapat mengurangi angka kematian akibat serangan jantung akut hingga setengahnya.
"Meski begitu, penting sekali bagi pasien dan keluarga untuk mengenali gejala serangan jantung, serta membawa pasien ke rumah sakit yang dilengkapi dengan peralatan dan sumber daya untuk melakukan tindakan secepat mungkin, agar tidak terjadi keterlambatan penanganan,” katanya.
Berdasarkan data Perhimpunan Intervensi Kardiovaskular Indonesia (PIKI), saat ini terdapat 250 cath lab di Indonesia, dan 40% dari jumlah tersebut memanfatkan sistem GE Healthcare.
Untuk memberikan pelanggan akses teknologi pelengkap melalui perusahaan perangkat medis lainnya, seperti alat pencitraan medis ultrasonografi intra-vaskular dan aplikasi pasca-kardiovaskular, GE Healthcare menjalin kemitraan dengan penyedia teknologi pelengkap dan solusi aplikasi dalam rangka menghadirkan solusi cath lab yang holistik.
Putty Chandra, Country Director GE Healthcare Indonesia mengatakan, GE Healthcare bangga telah berkontribusi dalam meningkatkan perawatan kardiovaskular di Indonesia.
"Sebagai penyedia cath lab untuk layanan kesehatan publik dan swasta, kami menyadari bahwa teknologi saja tidak cukup sehingga kami bermitra dengan pelanggan melatih para pengguna sistem cath lab," katanya.
Pada 2016, GE Healthcare membuka GE Healthcare Education Centres di Jakarta dan Surabaya untuk melanjutkan kerja sama dengan PIKI dan PDSRI dalam rangka menyelenggarakan kegiatan workshop guna memberikan pelatihan bagi ahli radiografi, Teknisi CV, dan ahli jantung dan kardiologi.
Pada tahun 2019, GE Healthcare melakukan 12 program workshop bersama dengan 580 ahli radiologi dari berbagai penyedia layanan kesehatan negeri maupun swasta di Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.