Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Rokok Elektrik Berbahaya, Dokter Ungkap Ada Pasien yang Alami Kebocoran Paru-paru

Rokok elektrik yang ternyata tidak kalah bahaya dengan rokok konvensional telah terbukti memakan korban di Indonesia.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Rokok Elektrik Berbahaya, Dokter Ungkap Ada Pasien yang Alami Kebocoran Paru-paru
Wartakota/Angga Bhagya Nugraha
Penggemar rokok elektrik atau Vape menunjukan kebolehannya disela acara "I Choose to be Healthier" di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019). Roko elektrik tersebut terus diminati kaum milenial. Produk tembakau alternatif ini sudah menjadi sebuah industri yang bernilai hampir USD 2 miliar. Analis Ekonomi percaya bahwa nilai tersebut nantinya akan menyamai produk tembakau konvensional yg ditaksir sudah mencapai lebih USD 20 milyar. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Rokok elektrik yang ternyata tidak kalah bahaya dengan rokok konvensional telah terbukti memakan korban di Indonesia.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto menceritakan pasien yang ia temui ini sebelumnya 10 tahun merokok konvensional.

Kemudian ia berpindah ke rokok elektrik dan setelah aktif merokok elektrik selama enam bulan paru-paru pasien mengalami kebocoran (pneumothorax).

“Karena paru-parunya bocor jadi harus dipasangkan selang. Sepuluh tahun memakai rokok konvensional tidak ada keluhan, begitu enam bulan sudah pneumothorax,” kata dr. Agus saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Rabu (15/1/2020).

Pasca kejadian tersebut dr. Agus menyebutkan kalau pasien tersebut sudah kapok merokok dan berhenti menghisap produk yang mengandung nikotin.

“Sekarang dia kapok enggak mau pakai kedua-keduanya,” tutur dr. Agus.

BERITA REKOMENDASI

Kasus kebocoran paru-paru ini pun akan dilaporkan kepada lembaga internasional Asia Pasific Society of Respirology.

“Akan dilaporkan sebagai kasus akibat rokok elektrik pertama di Indonesia,,” tutur dr. Agus.

Penggemar rokok elektrik atau Vape menunjukan kebolehannya disela acara
Penggemar rokok elektrik atau Vape menunjukan kebolehannya disela acara "I Choose to be Healthier" di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/12/2019). Roko elektrik tersebut terus diminati kaum milenial. Produk tembakau alternatif ini sudah menjadi sebuah industri yang bernilai hampir USD 2 miliar. Analis Ekonomi percaya bahwa nilai tersebut nantinya akan menyamai produk tembakau konvensional yg ditaksir sudah mencapai lebih USD 20 milyar. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) (Wartakota/Angga Bhagya Nugraha)

Dr. Agus juga menyebutkan rokok elektrik tidak kalah bahagianya dibandingkan dengan rokok konvensional.

Rokok elektrik juga mengandung nikotin yang bikin adiksi atau ketagihan kemudian, dan ada zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker paru dan peradangan di saluran pernafasan.

“Ketika merokok, juga adalah menghisap, menghirup, dan mengingalasi sehingga yang kena saluran pernafasan dan paru,” pungkas dr. Agus.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas