Mengenal Penyakit Pneumonia yang Makan Korban di Tiongkok, Bagaimana Mencegahnya?
Kasus penyakit misterius pneumonia berat yang terjadi di Kota Wuhan Tiongkok telah menimbulkan dua korban meninggal dunia.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kasus penyakit misterius pneumonia berat yang terjadi di Kota Wuhan Tiongkok telah menimbulkan dua korban meninggal dunia.
Awalnya ditemukan 27 kasus kemudian meningkat hingga 59 kasus dengan rentan usia penderita 12 hingga 59 tahun.
Coronavirus ini masuk ke dalam keluarga besar virus yang juga bisa menyebabkan penyakit ringan hingga penyakit berat seperti common cold hingga penyakit serius seperti MERS dan SARS.
Sementara terkait pneumonia penyakit ini Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Agus Dwi Susanto menjelaskan penyakit ini akan menganggu respirasi karena menyerang bagian paru.
“Peradangan menyebabkan gangguan pada sistem respirasi ringan seperti batuk kering hingga berat seperti sesak dan gangguan pernapasan,” dr. Agus saat ditemui di kantor PDPI, Jakarta Timur, Jumat (17/1/2020).
Tentunya pada orang lanjut usia yang diikuti dengan bawaan penyakit lainnya, pneumonia akan semakin memperberat kondisi penderita.
Pneumonia ini memang perlu penanganan khusus bahkan harus diisolasi karena disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh.
Baca: Susah Berhenti Merokok? Kenali Empat Faktor yang Bantu Dari Ketagihan
Baca: Di Kota Ini Tidak Ada Orang Bertubuh Gemuk, Lihat Gaya Hidup Warganya
Untuk kasus pneumonia oleh virus coronavirus baru ini diperkirakan menular dari hewan dan masih dalam penyelidikan apakah bisa menular antar manusia.
Langkah pencegahan yang paling tepat adalah memastikan kondisi tubuh yang sehat dan bisa juga dengan melakukan vaksin pneumonia.
“Apapun yang masuk ke dalam tubuh susah kita cegah, virus dan bakteri kan kita nggak bisa lihat jadi selama imunitas kita baik, maka tubuh akan kebal jadi cuci tangan, pakai masker, makan makanan sehat,” pungkas dr. Agus.