Cerita Lengkap Penanganan 2 Pasien Suspect Virus Corona di RS Hasan Sadikin Bandung
Pasien berusia 35 tahun tersebut dirujuk dari RS Cahya Kawaluyaan ke RSHS Bandung pada tanggal 26 Januari 2020 sekitar pukul 13.43 WIB.
Editor: Choirul Arifin
Laporan: Kontributor Kompas.com Bandung, Agie Permadi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin ( RSHS) Bandung menerima dua orang pasien laki-laki diduga terpapar gejala virus corona.
Direktur Utama RSHS Bandung Dr R Nina Susana Dewi mengatakan bahwa dua orang pasien ini belum dipastikan terinfeksi virus corona.
Pihak rumah sakit masih melakukan observasi infeksi saluran pernafasan akut.
"Hari ini sampel di kirim ke Litbangkes. Sampai sekarang baru observasi infeksi saluran penafasan akut," kata Nina dalam konferensi pers di RSHS Bandung, Senin (27/1/2020).
Nina menyebutkan, dua orang pasien ini salah satunya merupakan pekerja asing asal China berinisial HG yang bekerja di sebuah perusahaan di Indonesia.
Pasien berusia 35 tahun tersebut dirujuk dari RS Cahya Kawaluyaan ke RSHS Bandung pada tanggal 26 Januari 2020 sekitar pukul 13.43 WIB.
"Membawa surat rujukan dari Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan, tertulis dalam rujukannya itu faringitis akut. Infeksi saluran pernafasan atas," kata Nina.
Dikatakan, dokter yang memeriksa di IGD langsung memindahkannya ke ruang isolasi yang ada di ruang IGD. Kemudian yang bersangkutan diperiksa kembali.
"Dari pemeriksaan didapatkan bahwa pasien tersebut keadaan umumnya baik, kesadarannya baik tanda vitalnya baik," kata Nina.
Berdasarkan surat rujukan dari RS Cahaya Kawaluyaan yang didapatkan RSHS Bandung, panas badan pria tersebut saat diperiksa 37,7 derajat celcius.
"Tapi pada saat diperiksa itu 36 derajat. Jadi tidak ada panas badan dan dokter yang di-triase tersebut menyatakan observasi flu atau infeksi saluran pernafasan atas akut," imbuhnya.
Namun karena pasien tersebut sempat datang pergi ke Xinhua, China pada 12 januari 2020, kota tersebut berada 1.300 km dari Wuhan, China, maka pihak RSHS menempatkan pria tersebut di ruang isolasi khusus.
"Jadi diperkirakan takut ada riwayat ke sana dan takut ada kontak, sehingga pada malamnya dia diisolasi di ruang Kemuning, melalui IGD menggunakan ambulans khusus pengantar infeksi, langsung masuk ke belakang gedung. Jadi tidak melalui dalam RSHS," tuturnya.