4 Fakta Sup Kelelawar, Kuliner Wuhan yang Diduga Penyebar Virus Corona
Inilah empat fakta sup kelelawar, kuliner ekstrem dari Wuhan, China yang diduga menjadi penyebar virus corona.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Wulan Kurnia Putri
Satu negara yang kental akan kepercayaan tersebut adalah Bolivia.
Menurut seorang ahli antropolog University of Mississippi Kate McGurn Centellas, kepercayaan manfaat darah kelelawar itu kemungkinan datang dari anggapan masyarakat, kelelawar merupakan hewan kuat yang memiliki beberapa karakter unik.
"Ada kemungkinan, dengan meminum darah kelelawar, mungkin kamu dapat membenarkan dan menyeimbangkan apa yang dilihat sebagai gangguan atau ketidakseimbangan dalam tubuh manusia."
"Seperti kejang, atau dalam istilah medis adalah epilepsi,” tutur Centellas, dikutip dari Kompas.com.
4. Diberi nama Fu
Di China, semangkuk sup kelelawar memiliki nama 'Fu' dalam bahasa Mandarin yang artinya adalah keberuntungan dan nasib baik.
Ini sekaligus menjadi alasan mengapa mudah menemukan pasar yang menjual hewan liar dalam kondisi hidup atau mati di kota besar China.
Dikutip dari Kompas.com, pasar dengan kuliner ekstrem dapat ditemui di wilayah Provinsi Guangdong, Guangzhou, dan Shandong.
Pasar Seafood Huanan juga dipercaya sebagai sumber dari penyebaran wabah virus corona.
Pada Rabu (22/01/2020), pemerintah Wuhan telah melarang proses jual beli hewan di pasar basah tersebut.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Vina Fadhrotul Mukaromah/Nabilla Ramadhian/Syifa Nuri Khairunnisa)