Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Alasan di Indonesia Belum Ditemukan Kasus Virus Corona, Kekebalan Tubuh Hingga Kekuatan Doa

Banyak negara tetangga yang sudah ditemukan orang terjangkit virus corona, mengapa di Indonesia belum ada? Benarkah kita aman dari virus corona?

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Alasan di Indonesia Belum Ditemukan Kasus Virus Corona, Kekebalan Tubuh Hingga Kekuatan Doa
Tribunnews/Irwan Rismawan
Warga melakukan zikir dan doa bersama di Masjid Agung Natuna, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Zikir dan doa bersama yang bertemakan 'Dari Natuna Selamatkan Indonesia' ditujukan untuk keselamatan dan kesehatan warga Indonesia dari wabah virus corona. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

Banyak negara tetangga yang sudah ditemukan orang terjangkit virus corona, mengapa di Indonesia belum ada? Benarkah kita aman dari virus corona?

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sampai saat ini di Indonesia masih belum ada yang terkangkit novel corona virus atau virus corona yang kini sudah menjadi wabah internasional.

Kondisi ini justru banyak menimbulkan pertanyaan mulai dari kapabilitas pemerintah hingga ketersedian alat.

Tentunya pertanyaan ini melihat dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang telah melaporkan kasus tersebut.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Masyarakat Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono mencoba menjawab kekhawatiran tersebut.

Korban Virus Corona 6 Februari 2020
Korban Virus Corona 6 Februari 2020 (tangkapan Layar: thewuhanvirus.com)

1. Memperhatikan Orang, Virus, dan Lingkungan

Berita Rekomendasi

Menurut Anung tiga point yakni orang (host), agent (virus) dan lingkungan saat ini terus menjadi perhatian pemerintah untuk mencegah masuknya virus tersebut.

Dari segi orang ini berkaitan dengan daya tahan tubuh yang berbeda, walaupun kalau digolongkan secara etnis masih perlu adanya evaluasi lagi.

“Bagaimana kekebalan tubuh orang per orang etnis satu dengan yang lain pada penyakit berbeda-beda. Ini lah yang terus kita monitor apakah karena faktor ini di Indonesia sampai tidak ditemukan,” ucap Anung melalui sambungan telepon saat konferensi pers Kementerian Kesehatan, Kamis (6/2/2020).

Kemudian pemerintah juga terus mencoba mengenali virus dari berbagai penelitian mulai dari cara penularan hingga cara penyebarannya.

“Virusnya kan makin jelas, diketahui kemungkinan tentang bertahan di suhu berapa seperti mati diatas 70,” kata Anung.

Terkait lingkungan, pemerintah juga terus mengamati faktor kondisi lingkungan di Indonesia dengan iklim tropis yang dinilai bisa mengantisipasi perkembangan virus.

“Keiga soal environment kita kan di negara tropis masyarakat banyak di luar ruangan, apakah ada pengaruhnya terhadap virus masih kita teliti,” ucap Anung.

Baca: Hari Keempat Observasi WNI di Natuna, Ada yang Konsultasi Alami Gatal-gatal dan Pusing

Baca: Virus Corona Sebabkan Masker Langka, Kemenkes Pastikan Stok di Natuna Aman

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes Dr Anung Sugihantono? dan Direktur Tata kelola Obat Publik Kemenkes, Saidah saat menggelar konferensi pers di Natuna, Kamis (6/2/2020).
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes Dr Anung Sugihantono? dan Direktur Tata kelola Obat Publik Kemenkes, Saidah saat menggelar konferensi pers di Natuna, Kamis (6/2/2020). (Theresia Felisiani/Tribunnews.com)

2. Tidak Ada Peningkatan Angka Kematian Pneumonia

Melihat dari kejadian di Wuhan, pasien yang terjangkit novel corona virus mayoritas menunjukkan gejala seperti penyakit pneumonia.

Tanda-tandanya mengarah kepada masalah saluran pernafasan seperti batuk, pilek, demam hingga sesak napas.

Namun di Indonesia angka kematian terkait penyakit tersebut tidak meningkat secara signifikan.

“Dalam kejadian corona ini kami tidak melihat data yang signifikan terhadap peningkatan kematian kejadian pnemuomi di Indonesia. Inilah yang jadi bahan kajian,” kata Anung.

Baca: Indonesia Bebas Corona Meski 5 Negara Asia Sudah Terpapar, Organisasi Kesehatan Dunia WHO Khawatir

Baca: Terkait Virus Corona, Masih Ada WNI yang Bertahan di China, Ahli: Saya Anjurkan Tidak Perlu Pulang

Baca: Sudah 5 Negara Asia Terkena Dampak Virus Corona, Mengapa Indonesia Tidak? Ternyata Ini Penyebabnya

Warga melakukan zikir dan doa bersama di Masjid Agung Natuna, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Zikir dan doa bersama yang bertemakan 'Dari Natuna Selamatkan Indonesia' ditujukan untuk keselamatan dan kesehatan warga Indonesia dari wabah virus corona. Tribunnews/Irwan Rismawan
Warga melakukan zikir dan doa bersama di Masjid Agung Natuna, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Zikir dan doa bersama yang bertemakan 'Dari Natuna Selamatkan Indonesia' ditujukan untuk keselamatan dan kesehatan warga Indonesia dari wabah virus corona. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

3. Doa yang Manjur

Terakhir alasannya adalah kekuatan doa dari seluruh masyarakat yang terkabul sehingga di Indonesia belum ditemukan virus yang pertama kali mewabah di Wuhan, China itu.

”Faktor lain yang menyebabkan belum ada, ya seperti yang dikatakan pak menteri doanya orang Indonesia, doanya makbul,” ungkap Anung.

Anggota PMI memberikan sosialisasi tentang virus corona kepada warga di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Sosialisasi dan pembagian masker tersebut untuk memberi pemahaman kepada warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, China yang memasuki hari kelima dalam keadaan sehat dan baik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Anggota PMI memberikan sosialisasi tentang virus corona kepada warga di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Sosialisasi dan pembagian masker tersebut untuk memberi pemahaman kepada warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, China yang memasuki hari kelima dalam keadaan sehat dan baik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

WHO Pun Khawatir

Mengutip The Sydney Morning Herald Rabu (5/2/20) Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut Indonesia harus berbuat lebih banyak.

Hal itu karena kekhawatiran pada negara berpenduduk 270 juta ini yang belum melaporkan satupun kasus virus corona.

WHO menginginkan agar Indonesia meningkatkan kewaspadaan dan deteksi kasus dari persipan di fasilitas kesehatan.

Hal itu menyusul serangkain warga Australia yang tinggal di Bali telah didiagnosis menderita pneumonia, namun prosedur pengujian oleh otoritas kesehatan masih terbatas.

Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaratnasamy Paranietharan, yang bekerja erat dengan Kementerian Kesehatan, mengatakan negara itu telah mengambil langkah konkret.

Termasuk penyaringan di perbatasan internasional dan menyiapkan rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani kasus-kasus potensial.

"Indonesia sedang melakukan persiapan untuk menghambat masuknya virus corona baru," kata Dr Navaratnasamy Paranietharan.

Namun, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan dibidang pengawasan dan deteksi kasus aktif dan persiapan fasilitas kesehatan yang ditunjuk sepenuhnya.

Ketersediaan alat tes khusus yang diperkirakan tiba minggu ini adalah langkah signifikan dalam arah yang benar.

Sebelumnya Sydney Morning Herald dan The Age mengungkapkan Indonesia belum mempunyai alat tes kit untuk mendeteksi virus ini.

Sebaliknya otoritas medis hanya mengandalkan tes pan-coronavirus yang secara positif dapat mengidentifikasi semua virus dalam keluarga corona seperti, flu, MERS, dan SARS.

Dokter dari Palang Merah Indonesia memeriksa tensi warga pada pemeriksaan kesehatan gratis di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Pelayanan kesehatan tersebut sebagai bentuk kepedulian bagi warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, China yang memasuki hari kelima dalam keadaan sehat dan baik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Pengurutan gen itu kemudian diperlukan untuk menguji secara postif tentang virus ini, dan seluruh prosesnya memakan waktu hingga lima hari.

Dr Paranietharan mengatakan "kami (WHO) prihatin, Indonesia belum melaporkan satu pun kasus yang dikonfirmasi di negara berpenduduk hampir 270 juta orang ini."

"Tetapi kami telah diyakinkan oleh otoritas terkait bahwa pengujian laboratorium telah bekerja dengan baik," tambahnya.

Lebih dari 2 juta turis Tiongkok mengunjungi Indonesia pada tahun 2019.

Negara-negara tetangga termasuk Australia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja dan Filipina semuanya telah mencatat kasus-kasus baru.

Larangan penerbangan antara Cina dan Indonesia baru mulai berlaku pada hari Rabu (29/1), mendorong kekhawatiran tentang dampak ekonomi terhadap ekonomi Indonesia.

Pada awal pekan ini, Indonesia membawa 242 warga negaranya dari Wuhan, pusat virus, ke Kepulauan Natuna yang terpencil di mana mereka akan dikarantina selama dua minggu.

Warga negara Indonesia yang tinggal di Singapura dipastikan mengidap virus itu pada hari Selasa (4/2)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas