Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Proses Panjang Deteksi Novel Corona Virus di Indonesia

Keadaan tersebut justru diragukan karena diduga peralatan dan penelitian di Indonesia tidak mumpuni untuk memeriksa sample novel corona virus di Indon

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Proses Panjang Deteksi Novel Corona Virus di Indonesia
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga membaca brosur mengenai virus corona saat sosialisasi dari PMI di Kota Tua Penagi, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020). Sosialisasi dan pembagian masker tersebut untuk memberi pemahaman kepada warga yang berada sekitar satu kilometer dari tempat diobservasinya 238 WNI pascaevakuasi dari Wuhan, Hubei, China yang memasuki hari kelima dalam keadaan sehat dan baik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan terus melaporkan kalau belum ada yang positif novel corona virus di Indonesua atau zero novel corona virus.

Keadaan tersebut justru diragukan karena diduga peralatan dan penelitian di Indonesia tidak mumpuni untuk memeriksa sample novel corona virus di Indonesia.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto pun memjelaskan proses pemeriksaan virus tersebut di Indonesia.

Pertama, prosesnya dipastikan jauh berbeda dari memeriksa golongan darah karena media yang diteliti cukup sulit yakni menggunakan lendir di saluran pernapasan.

“Spesime yang akan kita periksa adalah mukosa atau lendir saluran nafas bukan darah dan bukan urin,” ucap Yuri di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).

Baca: Harga Bawang Putih Melonjak hingga 70 Persen di Tengah Kekhawatiran Terhadap Wabah Virus Corona

Baca: Mengapa Virus Corona Jarang Tertular kepada Anak-anak?

Kemudian spesimen tersebut dibawa ke Balitbangkes dengan sertifikasi BSL level 3 untuk dilakukan pemeriksaan sebanyak dua kali pada dua sample dari satu pasien.

Tahap 1 : Prosedur Klinis

Berita Rekomendasi

Untuk tahapan ini sample yang diambil jika mengalami gejala yang mengarah kepada novel corona virus seperti influenza berat, panas badan, gangguan pernafasan dan batuk.

Jika mengalami gejala tersebut juga tidak langsung diambil swab tapi coba diintervensi dengan pemberian antiobiotik dulu untuk mengetahui gejala tersebut akibat bakteri atau virus.

“Jika intervensi dengan antibiotik panasnya turun, pasti bukan virus, karena virus tidak akan memberikan respon apapun terhadap penggunaan antibiotik,” kata Yuri.

Kalau setelah diberikan antiobitok gejala tidak mereda dan hasil pemeriksaan lab likositnya rendah, maka bisa dicurigai penyakit tersebut karena virus dan mulai diperiksa dengan swab.

“Kita akan mengambil spesimen dia dan melakukan isolasi dan kita anggap dia sebagai pasien dengan suspect, suspect dimaknai dugaan,” kata Yuri,

Spesimen tersebut kemudian akan masuk ke tahapan sequencing untuk pemeriksaan jenis virus dan di periksa dengan pan corona.

Pan corona merupakan reagen untuk memeriksa apakah spesimen tersebut masuk ke dalam DNA virus corona atau bukan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas