Susu Kental Manis Bukan Susu Bernutrisi untuk Pertumbuhan dan Pemenuhan Gizi Anak
Hal itu disampaikan terkait masih tingginya persepsi sebagian masyarakat bahwa susu kental manis adalah susu bernutrisi tinggi untuk pertumbuhan.
Editor: Willem Jonata
Untuk itu, menjaga kesehatan generasi penerus sangat penting dimulai sejak di usia dini bahkan masih dalam kandungan.
“Jadi menjaga kualitas generasi bangsa bisa dimulai dari apa yang dikonsumsi, mencegah hal-hal yang tak diinginkan seperti stunting dan penyakit-penyakit lainnya,” tandasnya.
“Sayangnya, kampanye dan sosialisasi tersebut tidak merata di terima oleh masyarakat Indonesia. Keterbatasan media informasi hingga promosi produk makanan dan minuman dari produsen yang begitu masif mengakibatkan kampanye-kampanye kesehatan kurang bergaung. Seperti yang terjadi pada produk kental manis,” kata Chairunnisa.
Sementara itu, Intan Fauzi, SH, LLM, anggota Komisi 9 DPR, dalam kesempatan itu juga menegaskan pentingnya peran edukasi dan sosialisai kesehatan untuk masyarakat.
Baca: Menkop Bertekad Kurangi Dominasi Produk Susu Impor
Terkait persoalan susu kental manis misalnya, edukasi langsung ke masyarakat perlu terus menerus dilakukan.
“Sekarang sudah jelas ada regulasinya, sehingga produsen hingga distributor wajib menerapkan. Nah konsumen juga seharusnya sudah dapat memilah bahwa susu kental manis itu bukan termasuk kategori susu,” jelas Intan.
Agar regulasi tersebut diterapkan dengan baik, fungsi pengawasan juga harus dioptimalkan. “Kami selalu melakukan rapat kerja dan rapat kerja terbatas. Dari situ apabila ada permasalahan menjadi pembahasan. Mengenai peredaran makanan akan menjadi tanggung jawab BPOM, karena kan ada divisi penindakan,” pungkas Intan.