Eijkman, Sang Pakar Virus: Indonesia Memang Beriklim Tropis, Tapi Tak Jamin Bebas Corona
Dia menegaskan, iklim tropis yang dimiliki Indonesia tidak menjamin penyebaran virus corona tidak ada di sini.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar virus dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Sudoyo menyatakan, hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan virus corona akan mati dalam suhu tertentu.
Karena itu, dia menegaskan, iklim tropis yang dimiliki Indonesia tidak menjamin penyebaran virus corona tidak ada di sini.
"Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya virus corona," katanya saat ditemui di Upnormal Wahid Hasyim, Jakarta, Minggu (1/3/2020).
Herawati mengungkapkan virus tersebut memang akan mati dalam suhu panas. Namun, suhu panas yang melemahkannya harus tinggi.
"Kalau kita panaskan dia (virus corona) dalam suhu 56 derajat, dia akan mati dalam waktu 30 menit, tapi kan tidak 56 derajat lingkungan kita," katanya.
Menurutnya, suhu belum tentu mengurangi kekuatan sebuah virus karena pengertian tersebut hanya sebatas teori saja.
Baca: BREAKING NEWS! Pameran Geneva Motor Show 2020 Dibatalkan karena Virus Corona
"Jadi itu sangat spekulatif yang bilang bahwa temperatur akan mengurangi. Itu adalah teori yang memang kita anut bahwa dalam musim dingin respon imun tubuh menurun sehingga kita mudah sekali terjangkit," ujarnya.
Kondisi Pasien Suspect Membaik
Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan kondisi tiga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait virus Corona atau Covid-19 semakin baik.
Ia mengatakan saat ini tiga pasien tersebut masih menunggu hasil uji laboratorium untuk mendapatkan penanganan lanjutan.
"Semakin baik, masih menunggu hasil laboratoriumnya," kata Syahril saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (1/3/2020).
Baca: Korban Tewas Pertama Korban Corona di Australia Adalah Penumpang Diamond Princess
Dia mengatakan. 21 pasien lainnya yang sempat menjalani pemeriksaan di RSPI dan telah dinyatakan negatif virus Corona tidak ada yang kembali ke RSPI untuk pemeriksaan kesehatan lanjutan atau kontrol.
Ini karena RSPI meminta mereka agar melakukan kontrol ke rumah sakit yang merujuk mereka ke RSPI.
"Tidak ada yang kontrol kembali ke RSPI. Karena RSPI meminta mereka kontrol ke dokter atau RS yang semula merujuk ke RSPI," kata Syahril.
Sebelumnya diberitakan, Syahril mengatakan pihaknya masih memeriksa sebanyak tiga orang yang diduga terinfeksi virus Corona.
Saat ini, semuanya masih diisolasi di ruang khusus. Sejauh ini, Syahril menuturkan, pihaknya telah memeriksa 24 orang yang diduga terinfeksi virus Corona.
Namun, 21 orangnya dinyatakan telah negatif terjangkit virus tersebut.
"Sebanyak 21 orang sudah pulang negatif semua. Tinggal 3 yang sekarang masih dirawat tinggal menunggu hasil pemeriksaan yang kedua. Nggak ada masalah," kata Syahril kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/2/2020).
Ia menuturkan, pasien tersebut diperiksa karena mengalami sakit setelah memiliki riwayat perjalanan ke wilayah pandemik virus Corona mulai dari Wuhan, China, Jepang, Korea hingga ke Jepang dalam 14 hari terakhir.
Menurutnya, gejalanya sakit yang dirasa pasien biasanya demam tinggi hingga 38 derajat, batuk, pilek hingga sakit tenggorokan.
69 WNI Siap Dipulangkan
Sebanyak 69 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal Diamond Princess di Yokohama segera dipulangkan ke tanah air pada Minggu (1/3/2020).
Berdasar keterangan resmi KBRI Tokyo, Minggu siang, 1 Maret 2020, pukul 12.10 waktu Tokyo, para WNI ABK yang telah dikarantina dua pekan lebih di kapal Diamond Princess di Yokohama memulai proses pemulangan ke Indonesia.
Tim Gabungan yang terdiri dari TNI, Kemenkes, Kemenlu RI dan KBRI Tokyo didukung sepenuhnya oleh Kemlu Jepang serta Aparat Kesehatan Jepang dalam proses pemulangan ini.
Setelah makan hidangan santap siang yang dikirim oleh KBRI Tokyo, WNI ABK tersebut turun satu persatu untuk diukur suhu tubuhnya.
Mereka yang suhunya lebih panas dari angka yang ditetapkan oleh Protokol Kesehatan Indonesia diminta untuk kembali ke kapal.
Total 69 WNI ABK kapal Diamond Princess yang secara sukarela mengikuti proses pemulangan ini telah meninggalkan Kapal Diamond Princess menggunakan bis untuk segera boarding di pesawat charter yang telah menunggu.
Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jepang yang telah mendukung proses pemulangan ini, utamanya beberapa pihak yang langsung terlibat di lapangan, antara lain : Kemlu Jepang, Japan Self Defense Force (JSDF), manajemen Princess Cruises serta Polisi Metropolitan Tokyo.
Pesawat Garuda Indonesia yang disewa untuk penjemputan puluhan kru kapal tersebut, direncanakan lepas landas dari Bandara Haneda Tokyo, pukul 18.00 ws dan diperkirakan tiba di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat sekira pukul 23.30 WIB.
Setibanya di Tanah Air, mereka kemudian langsung dipindahkan ke Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta untuk menjalani transit observasi, yang direncanakan, selama 28 hari.
Waspadai Kabar Hoaks
Di kesempatan terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga bijak dalam mengakses informasi terkait isu wabah virus corona (Covid-19) melalui media sosial.
BNPB mengklaim, sejak 23 Januari 2020 ada 138 kabar hoaks terkait dengan virus corona yang tersebar di media sosial.
Misalnya informasi yang beredar yang menyebutkan adanya 280 jamaah umrah dari Palembang dan Makassar yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Mengutip keterangan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan dr Achmad Yurianto, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengatakan informasi tersebut tidak benar.
Dia mengatakan, berita hoaks lebih berbahaya daripada penyebaran wabah virus yang sebenarnya. "Melalui media sosial, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menyebarkan ketakutan dan kekhawatiran secara luas kepada publik," kata Agus.
Dia mengatakan, masyarakat diimbau untuk tidak terpancing dengan berita hoaks dan tidak juga mem-posting atau pun meneruskan berita hoaks melalui medium apa pun kepada publik.
Masyarakat lebih baik untuk membangun kewaspadaan diri dan kesiapsiagaan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
"Apabila kita sakit flu, kita menghargai orang lain dengan menggunakan masker sehingga orang sekitar kita tidak tertular," kata dia.
Informasi kesiapsiagaan menghadapi virus Corona dapat diakses pada situs Kementerian Kesehatan pada link berikut:
https://www.kemkes.go.id/article/view/20012900002/Kesiapsiagaan-menghadapi-Infeksi-Novel-Coronavirus.html
Terkait dengan laporan dari Kominfo mengenai berita hoaks Corona atau pun Covid-19 dapat dilihat pada link berikut:
http://perpustakaan.bnpb.go.id/index.php?p=show_detail&id=1863
WHO per 1 Maret 2020 menyatakan, wabah penyakit yang disebabkan virus corona sudah tersebar di 59 negara dengan kasus kematian mencapai 2.976 orang tewas dan kasus terkonfirmasi jumlah jiwa yang terinfeksi virus 86.927 kasus.
Lima besar jumlah kasus warga terinfeksi virus corona setelah China adalah di Korea Selatan 3.526, Italia 1.128, Iran 593 dan Jepang 239, sedangkan di Tiongkok sendiri berjumlah 79.968.