Corona Masuk Indonesia, Harga Temulawak, Jahe, dan Kunyit di Depok dan Jakarta Alami Kenaikan
Jamu disebut menjadi penangkal penyebaran virus corona, karena bisa untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Jamu disebut menjadi penangkal penyebaran virus corona, karena bisa untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Namun, harga bahan-bahan Jamu di wilayah Depok dan Jakarta mengalami kenaikan, setelah tingginya permintaan dari masyarakat.
Seorang pedagang di Pasar Kemiri Muka, Depok, Suyadi mengungkapkan, bahan-bahan jamu yang menjadi incaran pembeli adalah jahe merah dan temulawak.
Ia mengatakan, harga temulawak di pasar tersebut naik sebesar Rp 40 ribu sejak dua warga Depok dinyatakan positif terjangkit virus corona, Senin (2/3/2020) lalu.
"Kalau lonjakan ada, itu harga temulawak tinggi banget, dari Rp 10.000 jadi Rp 50.000 sejak dua hari ini, sejak corona masuk Depok," kata Suyadi, dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/3/2020).
Baca: Ampuhkah Kunyit dan Jahe untuk Tangkal Virus Corona? Begini Kata Ahli Herbal Unair
Baca: Virus Corona Masuk Indonesia, Tak Hanya Masker, Jahe, Kunyit, dan Temulawak Jadi Sasaran Warga
Baca: Dampak Virus Corona, Harga Temulawak, Kunyit, dan Jahe di Pasar Kramat Jati Meroket
Tak hanya temulawak, harga jahe, sereh, dan kunyit, juga mengalami kenaikan di pasar tersebut.
"Jahe tinggi juga, dari Rp 20.000 jadi Rp 40.000. Sereh enggak begitu, dari Rp 4.000 jadi Rp 10.000."
"Kalau kunyit dari kisaran Rp 5.000-6.000 jadi Rp 12.000," jelasnya.
Sementara itu, pedagang lainnya di Pasar Kemiri Muka, Adam menyebut, baru kali ini harga bahan-bahan jamu naik tajam.
"Kemarin temulawak beli masih Rp 35.000, katanya hari ini sudah Rp 50.000 di Induk. Saya sih masih ada stok," ungkap Adam.
Menurutnya, minat dari masyarakat untuk membeli bahan-bahan tradisional tersebut terbilang sangat tinggi.
"Kemarin ada yang beli temulawak 3-4 kg, ada juga pedagang yang beli langsung 10 kg."
"Biasanya boro-boro ada yang beli," jelasnya.
Pasar Jakarta