Sempat Ditolak di Rumah Sakit, Katarak Nenek Ratmah Kini Bisa Diobati
Langit Kota Bandung tepatnya di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung, Selasa (11/3/2020) siang tampak begitu cerah. Meskipun cuaca cukup panas, semanga
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Langit Kota Bandung tepatnya di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung, Selasa (11/3/2020) siang tampak begitu cerah. Meskipun cuaca cukup panas, semangat para pasien penderita katarak untuk sembuh tidak surut.
Dari sekian banyak pasien, ada satu penderita katarak yang menyita perhatian Tribunnews, yaitu Ratmah.
Baca: Intip Geliat Industri Jamu di Pasar Global
Setelah berjalan dengan ditutun kerabatnya, sesampainya di tempat duduk, Ratmah tampak sabar menunggu antrean untuk diperiksa kesehatan matanya.
Meskipun menunggu cukup lama, sekilas wajahnya nampak tidak menunjukkan ekspresi kecewa. Justru dari tutur kata yang disampaikannya menunjukkan ia sedang bahagia.
Dalam pertemuan dengan Tribunnews, wanita 65 tahun ini mengatakan bahwa dirinya sudah menderita penyakit katarak selama 4 tahun. Selain menderita penyakit tersebut, ia mengaku kerap merasa pusing secara mendadak.
Wanita berasal dari Majaleka ini mengatakan sejak menderita penyakit katarak, aktivitas jadi terganggu. Salah satu kerabat jauhnya yang menemani di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung, Caskem (52) mengungkapkan, semenjak suami Ratmah meninggal sekitar 40 hari lalu, ia tinggal sendiri di rumah
“Ibu ini (Ratmah) tinggal sendiri di rumah, suami sudah meninggal dan anak tidak ada,” kata Caskem.
Bahkan, ketika harus berbelanja di warung, Ratmah sering dibantu tetangga. “Lamun ka warung teh sok menta bantuan ka tatangga (jika ke warung suka meminta bantuan ke tetangga),” tambah Caskem.
Ratmah ingin sekali sembuh dari penyakit katarak. Upaya untuk sembuh ini sudah dilakukan sejak 2 tahun lalu. Namun karena ada permasalahan finansial, pengobatan pun terhenti.
"Baheula hoyong di operasi, enggeus dina rumah sakit, enggeus siap, tapi BPJS abdi teu aktip. Engeus kitu abdi balik ka imah (Dulu pernah mau dioperasi, udah di rumah sakit, udah siap, ternyata BPJSnya tidak aktif. Yaa saya kembali ke rumah),” kata Ratmah.
Meskipun di tahun ke-2 mengalami kekecewaan, Ratmah tetap sabar sehingga di tahun ke 4, ia berhasil mengobati penyakitnya tersebut melalui operasi katarak gratis yang diadakan berkat kolaborasi antara Sido Muncul dengan SDM Polri.
“Ngagaduhan inpormasi tina kapala desa, ibu di daptarkeun untuk ngiringan acara ieu (Dapat informasi dari kepala desa. Ibu didaftarkan untuk mengikuti acara ini operasi katarak gratis),” ungkap Ratmah.
Selaku pihak penyelenggara, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengungkapkan, acara tersebut merupakan lanjutan dari program kerja sama antara Sido Muncul dengan SDM Polri yang sebelumnya juga telah menyelenggarakan operasi katarak gratis di Balikpapan, Jumat (6/3/2020) lalu.
Ia menambahkan, dalam kolaborasi tersebut diharapkan dapat membantu 200 penderita penyakit katarak yang tersebar di Balikpapan dan Bandung.
“Operasi katarak gratis bersama SDM Polri merupakan yang kedua kalinya pada tahun ini. Tahun lalu kami sudah melaksanakan di Makassar dan Denpasar,” kata Irwan Hidayat.
As SDM Polri Irjen Pol, Eko Indra Heri mengungkapkan hal serupa. Ia mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan kebahagian kepada para penderita penyakit katarak.
“Ini merupakan sebuah kegiatan bakti sosial yang bekerja sama dengan Polda Jabar dan Sido Muncul. Dalam rangka memberikan kebahagiaan kepada para pasien yang menderita penyakit katarak,” ungkap Eko Indra.
Dalam proses penyebaran informasi, Eko Indra mengatakan, mengerahkan rekan-rekan Kepolisian sektor Jawa Barat untuk membantu dan mencari masyarakat yang membutuhkan operasi katarak. “Kami punya teman-teman di wilayah dan mereka yang mencari calon pasien,” ungkap Eko.
Selain berkolaborasi dengan SDM Polri, Sido Muncul juga menggandeng Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) untuk melakukan operasi katarak gratis. Agar operasi berjalan dengan lancar, sebelumnya para pasien harus melewati proses screening. Dari 232 calon pasien di Bandung, sebanyak 70 orang di antaranya dinyatakan lolos syarat operasi katarak di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung.
Menurut Irwan Hidayat, ada banyak faktor yang menyebabkan penderita katarak tidak lolos proses screening. “Karena tekanan bola mata tinggi, mungkin karena diabetes tinggi, syaraf, dan lainnya,” ungkapnya.
Selain mengungkapkan terkait proses screening, kegiatan bakti sosial ini merupakan bentuk komitmen perusahaan yang terkenal dengan produk Tolak Angin dan Tolak Linu untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia.
“Kami sudah mengadakan operasi katarak gratis secara konsisten sejak 10 tahun lalu dan telah mengoperasi hampir 54 ribu mata. Kami melihat, kalau orang mengalami gangguan pengelihatan 50% hidupnya dapat terganggu juga,” tambah Irwan Hidayat.
Eko Indra berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarkat dan Kepolisian.
“Harapan jangka pendek, kita berharap pasien bisa sembuh dan melihat kembali. Harapan kedepan hubungan antara masyarakat dengan Polri dapat lebih dekat. Polri itu tidak hanya untuk penegakan hukum tapi juga kegiatan bakti sosial,” ungkap Eko Indra.
Selain itu, Irwan Hidayat juga berharap, melalui kegiatan ini, seluruh pasien yang telah dioperasi dapat melihat kembali dan terus produktif. “Kalau mata dioperasi langsung ada hasilnya. Mereka bisa melihat kembali dan bisa produktif lagi,” tutup Irwan Hidayat.
Penulis: Dea Duta Aulia/Editor: Dana Delani