Kecanduan Makanan Manis Bisa Berefek Buruk Bagi Kesehatan Anak, Bagaimana Menghentikannya?
Umumnya anak-anak suka makanan manis karena mengandung gula. Misalnya, cokelat, permen warna-warni, cookies, eskrim.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Umumnya anak-anak suka makanan manis karena mengandung gula. Misalnya, cokelat, permen warna-warni, cookies, dan es krim.
Tapi, tahukah Anda lonjakan gula yang (untungnya hanya) sementara, tetap bisa berefek buruk pada kesehatan anak?
"Banyak penelitian jangka panjang mengaitkan gula dengan risiko masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk diabetes dan obesitas," kata ahli diet anak Jennifer Hyland, RD.
Itu sebabnya, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak mengkonsumsi gula tambahan sama sekali.
Sedangkan, anak-anak 2 tahun atau lebih tua hanya boleh mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram (atau 6 sendok teh) gula tambahan setiap hari.
Seberapa burukkah gula untuk seorang anak?
Gula memang manis dan menyenangkan, tetapi masalahnya akan terjadi setelah itu.
Baca: ''Ngemil'' Jadi Kebiasaan Saat di Rumah Saja karena Pandemi Virus Corona, Bagaimana Mengatasinya?
"Jumlah gula tambahan yang dikonsumsi anak-anak secara konsisten menyebabkan peningkatan gula darah yang besar dari waktu ke waktu," jelas Hyland.
Hasilnya?
Tentu saja risiko resistensi insulin, prediabetes, dan diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Terlalu banyak gula juga dapat memengaruhi suasana hati, aktivitas, dan tingkat hiperaktif anak.
“Ini memengaruhi perilaku anak-anak karena gula darah mereka seperti roller coaster; naik dan turun sepanjang hari," Hyland menunjukkan.
Baca: Menjawab Kebingungan Penggunaan Masker di Tengah Pandemi Virus Corona